
TABANAN, BALIPOST.com – Gelombang pasang setinggi 4,5 meter menghantam pesisir selatan Kabupaten Tabanan pada Selasa (5/8), dan Rabu (6/8), menyebabkan sejumlah perahu nelayan rusak parah. Dampak terparah dirasakan di kawasan Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, dan Pantai Pasut, Desa Tibubiu, Kerambitan.
Perbekel Sudimara, I Nyoman Ariadi, membenarkan bahwa gelombang tinggi menerjang bibir pantai hingga nyaris mencapai sejumlah warung. “Puncaknya Selasa lalu sampai Rabu, gelombang sangat tinggi menghantam pantai,” ujar Ariadi, Kamis (7/8).
Akibatnya, sejumlah perahu milik nelayan yang diparkir di dekat pantai mengalami kerusakan. Ada yang patah pada bagian kantih (penyeimbang perahu), berlubang, hingga tidak bisa digunakan melaut. “Ombak besar datang tiba-tiba, membuat para nelayan panik,” tambahnya.
Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, para nelayan berupaya menarik perahu ke tempat yang lebih tinggi. Pemerintah desa kini tengah melakukan pendataan terhadap kerusakan yang dialami dan segera melaporkannya ke BPBD Tabanan. “Kami harap nelayan bisa mendapatkan bantuan dari dana bencana,” jelas Ariadi.
Kondisi serupa juga terjadi di Pantai Pasut. Gelombang besar menghantam hingga ke badan jalan, serta merusak beberapa perahu nelayan di lokasi tersebut.
Anggota DPRD Tabanan asal Desa Tibubiu, I Ketut Arsana Yasa alias Sadam, menyebut fenomena ini sebagai kejadian rutin tahunan yang kerap terjadi saat bulan Purnama disertai angin kencang. “Semua pantai di pesisir selatan Bali, termasuk Tabanan, mengalami gelombang pasang. Ini sangat berbahaya,” ucapnya.
Sadam yang juga dikenal sebagai mantan Ketua HNSI Tabanan mengimbau para nelayan untuk tidak melaut sementara waktu dan meminta masyarakat tidak berenang di pantai. “Saya sudah sampaikan imbauan melalui media sosial pribadi agar semua waspada, terutama beberapa hari ke depan,” pungkasnya. (Puspawati/Balipost)