
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Berbagai prosesi upacara terus digelar Desa Adat Karangsari, Kecamatan Nusa Penida menjelang puncak Upacara Karya “Ngenteg Linggih, Mamungkah, Mapadudusan Agung, Menawa Ratna, dan Tawur Balik Sumpah”, di Pura Puseh dan Pura Desa Bale Agung pada 20 Agustus 2025.
Pada Rabu (6/8), dilakukan melaspas tetaring/tetangunan, ngingsah, negtegang karya, mepasang sunari, nunas tirta pengandeg, dan yasa kerthi. Sehari sebelumnya juga dilaksanakan upacara nuur tirta pemuket. Upacara ini dipuput oleh oleh Ida Rsi Bhagawan Darma Sadu Siddhi.
Bandesa Adat Karangsari, I Wayan Wiranata menjelaskan bahwa secara keseluruhan upacara-upacara ini merupakan bagian integral dari tradisi Bali yang bertujuan untuk menjaga keselarasan antara manusia, alam, dan kekuatan niskala, serta memohon keselamatan, keberkahan, dan kesejahteraan.
Seperti halnya upacara melaspas tetaring/tetangunan yang bertujuan untuk membersihkan bangunan baru dari energi negatif, menetralisir kekuatan niskala, dan memohon keselamatan serta keberkahan bagi penghuninya.
Begitu juga dengan Ngingsah yang melambangkan penyempurnaan bangunan dan perlindungan dari unsur-unsur alam. Sedangkan Negtegang Karya memiliki arti memulai atau menegakkan suatu karya agar mendapatkan restu dan keselamatan, sehingga karya berjalan lancar dan memberikan manfaat.
Lanjut Wiranata, Mepasang Sunari melambangkan kemakmuran, keindahan, dan penyambutan kedatangan para dewa atau kekuatan spiritual yang diharapkan memberkati bangunan tersebut. Sedangkan, upacara Nunas Tirta Pengandeg untuk membersihkan dan menyucikan bangunan serta memohon perlindungan dan keselamatan.
Pada kesempatan ini, Wiranata mengungkapkan berbagai prosesi upacara juga akan digelar serangkaian Karya “Ngenteg Linggih”. Diantaranya, upacara ngemedalang pralingga Ida Bhatara sekaligus nuur Bhatara Tirta akan digelar pada 14 Agustus 2025. Keesokan harinya, digelar upacara mapepada taur.
Kemudian pada 16 Agustus dilanjutkan dengan upacara taur karya, memakuh wewangunan, mendem pedagingan, dan melaspas wewangunan. Upacara ini akan di-puput 3 orang sulinggih, yaitu Ida Rsi Bhagawan Darma Sadu Siddhi, Ida Pandita Mpu Darma Satya Nata Sogata, dan Ida Bujangga Rsi Cakra Bawa.
Upacara melasti, memasar, memendak, dan ngaturang dapetan akan dilaksanakan pada 18 Agustus 2025. Dilanjutkan keesokan harinya upacara mapepada karya.
Puncak Karya digelar pada Rabu, 20 Agustus 2025. Yaitu, upacara ngenteg linggih, pralingga tedun ring paseleng, murwa daksina, terun ring pemrayungan, mapedanaan, dan pawintenan. Setelahnya, pada 21 – 22 Agustus dilaksanakan upacara “nganyarin”.
Kemudian pada 23 Agustus dilakukan upacara makebat don, nyenuk, penyineban, nuek bagia pule kerthi, rsi bhojana, dan nunas tirta pengenduh. Seluruh rangkaian upacara akan diakhiri dengan upacara nyegara – gunung lan majar-ajar pada 24 Agustus 2025.
Wayan Wiryanata berharap seluruh rangkaian upacara bisa berjalan sesuai dengan harapan. Sehingga, yadnya yang digelar bermanfaat bagi seluruh krama Desa Adat Karangsari untuk senantiasa memperoleh kerahayuan, berkah, perlindungan, dan keselamatan bagi seluruh krama desa adat. (Ketut Winata/balipost)