
MANGUPURA, BALIPOST. com – Pemerintah Kabupaten Badung bertindak cepat menyusul kasus gigitan anjing positif rabies yang terjadi di area Kampus Politeknik Negeri Bali, Jimbaran, Kuta Selatan, pada 10 Juli 2025.
Melalui Dinas Pertanian dan Pangan, respons langsung dilakukan berupa vaksinasi anjing liar dan edukasi intensif kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan meluasnya rabies.
Plt. Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Anak Agung Istri Brahmi Witari, menyebut sebagian besar wilayah Kuta Selatan telah masuk dalam kategori zona merah rabies. Ia menegaskan bahwa meskipun kasus gigitan anjing tidak banyak rata-rata hanya satu atau dua per desa, potensi penyebaran tetap tinggi. Ini disebabkan oleh banyaknya anjing liar yang berkeliaran di semak-semak maupun area terbuka.
“Meski hanya satu-dua kasus per wilayah, kami anggap serius. Kami langsung lakukan vaksinasi dan penyisiran. Yang penting bukan jumlah kasusnya, tapi potensi penyebarannya,” tegas Gung Brahmi, Jumat (18/7).
Merespons kasus di Kampus Politeknik dan wilayah Jalan Pratama, tim dari Satker Puskeswan Kuta Selatan langsung turun ke lapangan sejak hari kejadian. Mereka melakukan vaksinasi terhadap anjing liar di sekitar lokasi. Warga yang menjadi korban gigitan diarahkan untuk segera mendapat penanganan medis serta vaksin rabies di fasilitas kesehatan terdekat.
Langkah penanganan tak berhenti di lapangan saja. Dinas juga menjalin kerja sama dengan komunitas pecinta hewan untuk memperluas cakupan vaksinasi dan sterilisasi, terutama di kawasan wisata seperti ITDC Nusa Dua. Gung Brahmi menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam mencegah penyebaran rabies.
“Vaksinasi adalah perlindungan utama. Kami terus edukasi warga agar anjing peliharaan tidak dibiarkan berkeliaran. Anjing harus dikandangkan atau diikat, dan wajib divaksin tiap tahun,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada. Ia meminta agar setiap kasus gigitan anjing segera dilaporkan dan ditangani secara medis, tanpa ditunda.
“Kalau digigit, jangan tunggu. Segera ke Puskesmas untuk penanganan. Kami minta kepala lingkungan juga bantu mengingatkan warga untuk tidak meliarkan anjingnya,” ujarnya.
Dengan pendekatan terpadu antara pemerintah, komunitas, dan warga, Pemkab Badung berharap penularan rabies bisa ditekan secara signifikan. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam memutus rantai penularan penyakit mematikan ini.(Parwata/Balipost)