
BANGLI, BALIPOST.com – Air Terjun Goa Rajo di Desa Jehem, Bangli, menjadi salah satu destinasi wisata alam menarik yang banyak dikunjungi wisatawan asing. Keberhasilan ini tak lepas dari sinergi apik antara Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, pemerintah desa dinas, dan Desa Adat Jehem.
Bendesa Adat Jehem, I Ketut Lenju, menjelaskan bahwa sebelum dikenal sebagai destinasi wisata, area Air Terjun Goa Rajo hanya tempat bagi masyarakat untuk mencari pasir. Namun, berkat inisiatif dan kerja keras anggota Pokdarwis, area tersebut kini telah ditata sedemikian rupa hingga memukau perhatian wisatawan.
Popularitas Air Terjun Goa Rajo mulai meroket sekitar empat tahun lalu. Jumlah kunjungan bervariasi, dengan rata-rata 50 pengunjung per hari saat musim sepi (low season). Namun, angka ini bisa melonjak drastis hingga 200-300 wisatawan per hari saat musim ramai, dengan mayoritas adalah wisatawan mancanegara.
Lenju menambahkan bahwa Air Terjun Goa Rajo menawarkan lebih dari sekadar keindahan alam air terjun itu sendiri. Destinasi ini juga dilengkapi dengan tempat melukat yang sakral dan kolam permandian alami di area sungai bawah. Tak hanya itu, sepanjang jalur menuju air terjun, pengunjung akan menemukan situs Candi Tebing yang menambah nilai historis dan budaya.
Pengelolaan Air Terjun Goa Rajo berada di bawah kendali Pokdarwis yang bekerja sama dengan pemerintah Desa Jehem. Desa Adat Jehem juga memberikan dukungan penuh dalam aspek pengelolaan dan keamanan objek wisata. “Kalau ada kegiatan, kami bantu. Dalam hal keamanan, kebersihan. Desa adat yang back up dari belakang,” jelas Lenju, Jumat (27/6).
Saat ini, Air Terjun Goa Rajo telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang dikelola oleh desa dinas. Sebagian dari pendapatan ini juga disalurkan kepada desa adat sesuai kesepakatan.
Dampak positif pariwisata ini juga sangat dirasakan oleh masyarakat Jehem. “Terutama untuk pariwisata, masyarakat kami ada pekerjaan. Timbul lapangan kerja,” ungkap Lenju.
Disebutkan dia, sekitar 50 masyarakat yang menjadi anggota Pokdarwis kini memiliki penghasilan dari aktifitas pengelolaan Air Terjun Goa Rajo. Selain itu, banyak warga yang termotivasi untuk membuka usaha jualan hingga restoran di sekitar objek wisata.
Minat investor untuk membangun vila di sekitar Goa Rajo juga mulai bermunculan. Namun demikian, Desa Adat Jehem sejuah ini belum memberikan ijin terkait hal itu. “Kami belum bolehkan warga asing mengelola, tapi masyarakat yang membuatkan vila dulu. Nanti masyarakat kami yang sewakan vila tersebut,” terang Lenju.
Ke depan, Desa Adat Jehem berkomitmen penuh untuk terus memajukan destinasi wisata Air Terjun Goa Rajo. “Kami akan tingkatkan terobosan kerja sama dengan Pokdarwis untuk mengembangkannya lagi,” ujarnya. Lenju juga mengakui bahwa pihaknya masih terus belajar dari desa lain yang lebih berpengalaman dalam pengelolaan pariwisata. Yang terpenting, lanjutnya, adalah memastikan kemajuan pariwisata tidak menggerus kegiatan adat atau kesucian tempat. (Dayu Swasrina/Balipost)