
MANGUPURA, BALIPOST.com – Gelombang sampah kiriman kembali menyambangi pesisir pantai di Kabupaten Badung. Kali ini, giliran Pantai Tanjung Benoa yang dipenuhi tumpukan rumput laut sejak awal Juni. Hamparan rumput laut mengotori hampir seluruh garis pantai di kawasan yang dikenal sebagai destinasi wisata olahraga air itu.
Pantauan di lapangan pada Rabu (11/6) pagi, Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung pun tampak sibuk melakukan pembersihan sejak pagi buta.
Koordinator Deteksi dan Evakuasi Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung, I Made Gede Dwipayana, menyebut fenomena ini bukan kali pertama terjadi.
Ia menjelaskan bahwa sampah kiriman jenis ini mulai muncul sekitar dua hingga tiga minggu lalu dan diperkirakan masih akan terus berdatangan hingga September mendatang.
“Angin timur membawa sampah dari laut menuju pantai timur Badung. Volume sampah yang kami tangani setiap hari sekitar 8 sampai 10 ton. Dominannya rumput laut, hampir 90 persen,” ungkap Dwipayana saat dihubungi, Rabu pagi.
Untuk mengatasi masalah ini, DLHK Badung mengerahkan dua unit alat berat loader dan 50 tenaga kebersihan. Operasi pembersihan dilakukan setiap pagi dan siang hari. Dwipayana menambahkan, sampah rumput laut yang berhasil dikumpulkan tidak dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, melainkan dikubur di sekitar area pantai karena dianggap tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
“Kami tanam langsung di area pantai agar tidak mengganggu estetika maupun ekosistem lokal. Hanya sampah plastik atau anorganik yang dibawa ke TPA,” jelasnya.
Pihak DLHK memperkirakan pola sampah kiriman di wilayah timur ini akan berlangsung konsisten selama musim angin timur. Hal ini berbeda dengan musim angin barat yang biasanya memicu lonjakan sampah di Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak (Samigita).
“Untuk pantai barat seperti Kuta dan sekitarnya, sekarang sudah normal. Musim angin barat sudah lewat, jadi konsentrasi kami sekarang beralih ke sisi timur,” imbuhnya. (Parwata/Balipost)