
BANGLI, BALIPOST.com – Tidak dilibatkannya seniman drama gong legendaris Petruk pada pementasan drama gong lawas Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025 yang diduga kuat lantaran kerap menggunakan kata b*ngs*t saat di panggung menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Banyak masyarakat utamanya pecinta drama gong yang menyayangkan absennya seniman asal Bangli tersebut.
Menanggapi hal itu, Petruk mengaku ikhlas tidak tampil di ajang PKB tahun ini. Namun demikian, ia menegaskan dirinya hanya absen tampil di ajang PKB.
Petruk yang memiliki nama asli I Nyoman Subrata itu tak menampik dirinya kerap mengatakan kata b*ngs*t saat di panggung.
Ia menyatakan kata itu yang sering dilontarkan di panggung bukanlah umpatan, melainkan bagian dari gaya humornya yang telah melekat. Ucapan itu semata hanya digunakan dalam konteks hiburan.
Seniman berusia 77 tahun itu bahkan mengungkapkan bahwa seringkali kata tersebut muncul dari permintaan penonton. “Saya juga heran kenapa setiap bilang b*ngs*t, orang ketawa,” ujarnya.
Ia menceritakan bahwa penggunaan kata itu bermula dari percakapan santai saat ia masih bekerja sebagai pegawai di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli. Kala itu, ada seorang pasien yang mengenalnya sebagai pelawak dan sempat mengiranya pasien.
Pasien tersebut kemudian melontarkan kata b*ngs*t. Kata itu menarik perhatian Petruk.
Dari situlah kata b*ngs*t akhirnya diadopsi menjadi salah satu kata yang sering diucapkan dalam setiap penampilan lawakannya hingga saat ini. (Dayu Swasrina/balipost)