
DENPASAR, BALIPOST.com – Naiknya asam lambung atau Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease) kerap membuat aktivitas terganggu. Rasa nyeri di ulu hati, perut kembung, bahkan sensasi panas di dada bisa sangat menyiksa.
Kabar baiknya, ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mencegahnya. Yuk simak tips berikut ini!
1. Makan Sedikit, Tapi Lebih Sering
Salah satu penyebab utama asam lambung naik adalah makan dalam jumlah besar sekaligus. Mulai sekarang, cobalah makan dengan porsi kecil tapi lebih sering—misalnya 4–5 kali sehari. Ini akan mengurangi tekanan pada lambung dan mencegah isi lambung terdorong kembali ke kerongkongan.
2. Jaga Berat Badan Tetap Ideal
Kelebihan berat badan, terutama di area perut, bisa menekan lambung dan mendorong asam naik ke kerongkongan. Menurunkan berat badan tak hanya baik untuk lambung, tapi juga dapat menurunkan risiko penyakit lain seperti diabetes dan jantung.
3. Hindari Makan Sebelum Tidur
Langsung tidur setelah makan bisa memperparah gejala asam lambung. Gravitasi tidak bekerja saat tubuh dalam posisi horizontal, sehingga isi lambung lebih mudah naik ke atas. Idealnya, beri jeda minimal 2–3 jam setelah makan sebelum kamu berbaring atau tidur.
4. Tinggikan Kepala Saat Tidur
Kalau kamu sering mengalami gejala GERD di malam hari, meninggikan posisi kepala bisa membantu. Angkat bagian atas tubuh sekitar 15–20 cm dengan menempatkan balok atau busa di bawah kasur, bukan hanya menambah bantal. Posisi ini membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan saat tidur.
5. Konsultasi dan Minum Obat dari Dokter
Jika perubahan gaya hidup belum cukup membantu, ada baiknya berkonsultasi ke dokter. Beberapa jenis obat yang umum diresepkan antara lain:
- Antasida, untuk meredakan gejala dengan cepat.
- Antagonis H2 seperti ranitidin, untuk mengurangi produksi asam lambung.
- Penghambat pompa proton (PPI) seperti omeprazole dan lansoprazole, yang lebih kuat dan tahan lama.
Mencegah asam lambung naik tak selalu membutuhkan perubahan besar. Dengan mengatur pola makan, menjaga berat badan, dan memperhatikan waktu tidur, kamu bisa hidup lebih nyaman tanpa gangguan nyeri ulu hati. Kalau gejala tetap muncul, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis, ya! (Wahyu Widya/balipost)