Salah satu PLTS di Desa Kayubihi, Bangli. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pada awal masa menjabat sebagai Gubernur periode 2018-2023, Wayan Koster bertekad menjadikan Bali mandiri energi dengan energi bersih. Hal ini tertuang melalui pembentukan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih.

Dengan terjadinya Bali blackout  belum lama ini, janji itu patut ditunggu semua komponen masyarakat Bali.

Pada masa jabatan periode kedua ini (2025-2030), Gubernur Koster akan segera mewujudkan Bali mandiri energi bersih. Untuk mewujudkannya pembangunan pembangkit tenaga listrik di Bali yang mencapai 900 Megawatt (MW) ini akan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan bahan bakar gas dan dibantu sumber daya energi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap.

Baca juga:  Kembali, Warga Terdampak Tol Gilimanuk-Mengwi Gelar Aksi Damai Minta Kejelasan

Gubrnur Koster mengatakan, Bali saat ini memiliki ketersediaan energi 1.400 MW. Di mana 350 MW disalurkan dari pembangkit listrik di Paiton, Jawa Timur melalui kabel bawah laut nyeberang dari Banyuwangi ke Gilimanuk.

“Titiang (saya,red) sejak awal bertekad Bali harus mandiri energi. Astungkara, kemarin ada mati listrik se-Bali titiang langsung berkomunikasi dengan Bapak Dirut PLN agar segera mewujudkan Bali mandiri energi,” ujar Gubernur Koster belum lama ini.

Dia menegaskan, untuk mewujudkan Bali mandiri energi berbasis energi bersih dengan pembangunan pembangkit listrik di Bali harus menggunakan bahan bakar gas atau energi terbarukan. Menjadikan PLTS atap sebagai sumber energi terbarukan harus progresif dalam penggunaan PLTS atap di kantor pemerintah, swasta, hotel, pasar swalayan atau mal, gedung pendidikan, rumah sakit, perumahan dan fasilitas umum lainnya.

Baca juga:  Tangani Pasien COVID-19, RS PTN Unud Ajukan Tambahan Perawat

Dia mengatakan akan menggelar rapat bersama Dirut PLN, Direksi PLN, serta Kementerian ESDM untuk segera mewujudkan pembangunan pembangkit tenaga listrik di Bali secara bertahap mencapai 900 MW dengan menggunakan bahan bakar gas. Rencananya rapat akan digelar, Kamis (15/5) besok. “Tidak boleh menggunakan bahan bakar batu bara atau bahan bakar fosil lainnya supaya Bali ini bersih lingkungan,” tegasnya.

Selain itu, juga akan dilakukan rapat untuk percepatan pemanfaatan PLTS atap dan akan dirapatkan pada minggu depan dengan bupati dan wali kota se-Bali bersama perusahaan yang menyediakan PLTS atap yang pemasangannya secara gratis. Di mana targetnya tahun ini adalah 100 MW dan dalam 5 tahun mencapai 500 MW.

Baca juga:  Hari Libur, Umat Hindu Padati Besakih 

Gubernur Koster meyakini apabila semua dapat dijalankan, maka kebutuhan energi listrik di Bali sudah bisa dipenuhi dari sumber energi yang ada di Bali. Maka energi listrik yang disalurkan dari Paiton Jawa Timur itu akan dijadikan sebagai cadangan. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN