
PADANG, BALIPOST.com – Bank Dunia (World Bank) tahun 2019 pernah melaporkan Indonesia bersama 34 negara lainnya termasuk negara dengan potensi risiko bencana terbesar di dunia. Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto.
“Indonesia adalah satu dari 35 negara dengan tingkat potensi risiko bencana paling tinggi di dunia,” kata Kepala BNPB Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto di Padang, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (7/5).
Hal tersebut disampaikan Kepala BNPB saat memberikan kuliah umum bertajuk “Penanggulangan Bencana di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas (Unand), Provinsi Sumatera Barat.
Jika diurutkan, Indonesia menempati posisi kedua setelah Filipina dengan risiko bencana tertinggi. Di bawah Indonesia ada India, Meksiko, Kolombia, Myanmar, Mozambik, Rusia, Bangladesh dan China. Selain itu, Bank Dunia juga mencatat 10 negara dengan paparan bencana tertinggi yakni China, Meksiko, Jepang, Filipina, Indonesia, Amerika Serikat, India, Kolombia, Australia dan Rusia.
“Dari data ini kita mengetahui Indonesia merupakan negara dengan potensi bencana yang tinggi di dunia,” kata Letjen TNI Suharyanto.
Dalam kuliah umumnya, Kepala BNPB juga sepakat untuk merevisi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Hal ini dikarenakan butuh penyesuaian ulang mengingat perkembangan yang terjadi. “Mudah-mudahan dalam periode ini kekurangan yang tercantum dalam undang-undang ini bisa segera direvisi,” kata dia.
Sepanjang 2025 BNPB mencatat setidaknya terjadi 988 bencana dengan korban meninggal dunia 165 orang, 20 orang dilaporkan hilang, luka-luka 180 orang serta mengungsi atau menderita akibat bencana sebanyak 3.146.674.
Tidak hanya itu, dalam periode 1 Januari hingga 4 Mei 2025 BNPB mencatat 2.152 rumah warga rusak berat, 2.728 rusak sedang dan 9.925 rusak ringan. Kerusakan itu juga termasuk menimpa 78 unit satuan pendidikan, 58 rumah ibadah serta sembilan unit fasilitas kesehatan. (Kmb/Balipost)