
MANGUPURA, BALIPOST.com – Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada, Mengwi, Kabupaten Badung, mengalami keterbatasan ruang jenazah. Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur Utama RSD Mangusada, dr. I Wayan Darta, saat rapat bersama Komisi IV DPRD Badung.
Ia menuturkan bahwa ruang jenazah yang tersedia saat ini sangat tidak memadai, terutama saat hari raya keagamaan umat Hindu ketika pelaksanaan upacara ngaben dilarang sementara waktu. “Kamar jenazah kita sangat memprihatinkan, sampai-sampai kita harus membangun dua ruangan semipermanen untuk menampung jenazah yang ada,” ungkapnya.
Pihaknya juga menambahkan bahwa pihak rumah sakit sebenarnya telah mengusulkan anggaran untuk pembelian lahan seluas satu hektare yang akan digunakan untuk kamar jenazah, rumah duka dan rumah singgah. Namun, pengajuan tersebut dibatalkan pada tahun anggaran 2024 dan belum mendapatkan lampu hijau hingga saat ini.
“Kemarin (2024 -red) kami mengusulkan penambahan anggaran untuk membeli lahan sebanyak 1 hektar yaitu untuk rumah duka, rumah singgah, dicancel di tahun 2024 sampai sekarang,” ungkapnya.
Tak hanya soal kamar jenazah, kondisi sarana pendukung seperti pendingin ruangan atau air conditioner (AC) di berbagai ruangan rumah sakit juga menjadi perhatian. AC yang ada saat ini rata-rata telah berusia antara 5 hingga 10 tahun.
Meski sudah dilakukan pemeliharaan sejak 2022, banyak unit tetap mengalami kerusakan berulang. “Sampai sekarang kami seperti buang-buang uang, karena rusak lagi dan rusak lagi,” ujarnya.
Dalam usulan anggaran tahun 2024, pihak rumah sakit mengajukan dana sebesar Rp28 miliar untuk penggantian dan penambahan unit AC, namun yang terealisasi hanya Rp12 miliar. Dana tersebut pun belum mampu menutupi kebutuhan seluruh unit, terutama di ruang F, paviliun, ruang operasi, dan VIP.
Menyadari masih banyak kebutuhan yang belum terpenuhi, dr. Darta berharap agar sisa kebutuhan sebesar Rp16 miliar bisa dianggarkan pada induk APBD 2026 mendatang. “Saya upayakan Rp 12 miliar ini untuk memenuhi kebutuhan ruang F, paviliun, ruang operasi dan VIP itupun belum terpenuhi semuanya. Harapan kami Rp 16 milir lagi bisa dianggarkan di 2026 induk,” jelasnya.
Seperti diketahui, RSD Mangusada kerap mengalami kelebihi kapasitas (over capacity) lantaran Hari Raya Kuningan dan Nyepi yang perayaannya berhimpitan. Bahkan, banyaknya masyarakat yang menitipkan jenazah membuat pihak rumah sakit mendirikan tenda untuk menampung jenazah yang dititipkan.
Tenda yang didirikan merupakan bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mendirikan tenda.
Lonjakan penitipan jenazah terjadi menjelang Hari Raya Kuningan dan Nyepi Saca 1946, dimana tidak ada hari baik menurut Hindu untuk melaksanakan upacara ngaben. Setidaknya, 63 jenazah yang dititipkan selama perayaan tersebut, sedangkan daya tampung hanya 40 jenazah. Biasanya, kondisi penitipan jenazah mulai berangsur-angsur normal pasca hari raya. (Parwata/balipost)