
MANGUPURA, BALIPOST.com – Dua rumah sakit (RS) swasta tengah mengebut proses pembangunan di kawasan Kota Mangupura, Kabupaten Badung. Kedua fasilitas kesehatan tersebut berlokasi di Kelurahan Lukluk, berbatasan dengan Kelurahan Sempidi dan Kapal, hanya berjarak nol kilometer dari Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada.
Pembangunan dua rumah sakit ini pun menarik perhatian karena letaknya berdampingan dengan RS milik Pemerintah Kabupaten Badung.
Direktur RSD Mangusada, dr. I Wayan Darta dan Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr. Padma Puspita, turut memberikan tanggapan terkait kehadiran dua RS swasta tersebut.
Dr. Darta menegaskan, pihaknya tidak pernah memberikan rekomendasi maupun melakukan komunikasi terkait pembangunan rumah sakit tersebut. “Semenjak saya jadi direktur sampai sekarang, saya belum pernah menandatangani rekomendasi untuk dua rumah sakit itu dan tidak pernah diminta persetujuan terkait pembangunan rumah sakit itu,” kata dr. Darta saat dikomfirmasi Rabu (15/10).
Meski begitu, dr. Darta menegaskan tidak ingin menyalahkan pihak mana pun. “Apakah sudah berproses sebelum saya jadi direktur, saya kurang tahu. Tapi saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa, karena ini sudah terjadi,” tegasnya.
Kendati lokasinya bersebelahan, Darta menyatakan pihaknya tidak mempermasalahkan kehadiran rumah sakit swasta tersebut. Baginya, yang terpenting adalah tetap memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. “Kita sebenarnya tidak ada permasalahan. Yang jelas harus selalu berdampingan untuk pelayanan masyarakat Badung dan berkolaborasi, kemudian bersama-sama bergerak di bidang kesehatan,” ujarnya.
Ia berharap, nantinya bisa terjalin kerja sama yang saling menguntungkan antara rumah sakit pemerintah dan swasta. “Layanan yang tidak ada di tipe C bisa dirujuk ke tipe B, sehingga kita bisa berkolaborasi dan masyarakat Badung semua mendapat pelayanan yang baik. Karena terkadang kita juga mengalami overload pasien, terutama ruang intensif sampai ruang perawatan,” tambahnya.
Selain kolaborasi, dr. Darta juga menekankan pentingnya komunikasi dan semangat bersaing secara sehat. “Kita bersaing secara sehat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr. Padma Puspita, menilai tidak ada aturan yang melarang pembangunan rumah sakit swasta meski berdekatan dengan RS pemerintah. “Bayangkan sebelahan (RSD Mangusada–RSU Bali Kapal) pun bisa,” ujarnya.
Dr. Padma menilai kehadiran rumah sakit swasta justru dapat menjadi tolok ukur pelayanan. “Tapi kita harus selalu berpikir positif, kita buat masyarakat memilih,” katanya.
Menurutnya, pilihan masyarakat terhadap rumah sakit tertentu bisa mencerminkan kualitas layanan. “Kenapa dia memilih swasta, apakah karena jutek, ngambres, ini kan harus berpikir. Jadi kita harus membenahi pelayanan kita. Sebab dari segi kesejahteraan, tenaga medis di Badung sudah diberikan yang terbaik,” ujarnya.
Dr. Padma menegaskan, pelayanan yang ramah menjadi kunci agar masyarakat merasa dihargai. “Masyarakatlah yang menentukan mana pelayanan yang benar-benar paripurna. Kalau jadi raja dan masyarakat dicuekin, ya pasti lah,” tandasnya.(Parwata/balipost)