Nyepi Adat- Warga Desa Yeh-poh, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, menggelar kegiatan Hari Raya Nyepi Adat sebagai rangkaian ritual Usaba Dalem. (BP/Nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Warga Desa Yeh-poh, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, menggelar kegiatan Hari Raya Nyepi Adat, sebagai rangkaian ritual Usaba Dalem. Nyepi adat ini berlangsung setahun sekali setiap Tilem Kedasa sesuai penanggalan Bali.

Keliang Banjar Dinas Yeh-Poh, I Gede Widana, mengungkapkan, kalau Nyepi Adat di Desa ini berlangsung pada pagi mulai pukul 00.00 tengah malam sampai pukul 10.00 WITA. Warga tidak melakukan aktivitas apa-apa, karena melaksanakan Catur Brata Penyepian.

Baca juga:  APINDO Keberatan Hukum Adat Masuk Dalam RKUHP

“Sebelum mengadakan Nyepi Adat, terlebih dulu warga mengadakan upacara atau ritual yang dipusatkan Di pura Dalem. Nyepi adat ini serangkaian ngusabe dalem diawali dengan melakukan gotong royong mereresik (bersih-bersih) dan ngiasin. Sementara itu, untuk puncak ngusabe dalem dimulai pukul 15.00 WITA dirangkaikan dengan menghaturkan caru Amanca atau caru godel (bulu miik) di jaba Pura Dalem,” ujarnya, Senin (27/4).

Sementara itu, pemangku Pura dalem Desa Yeh-Poh, Jro Mangku Kadek Jimy mengatakan, eedan atau rangkaian Usabha Pura Dalem pada Tilem Kedasa sesuai penanggalan Bali diawali dengan, ngias prelinggan ida batara, ngaturang banten ayunan, rayunan serta ngaturang bakti bagi umat (warga) yang mepenauran (mesesangi). “Puncaknya, kami ngaturang pengusabaan dengan sarana banten pengusabaan abatekan dan bebangkit pecaruan amanca,” jelasnya.

Baca juga:  Modernitas dalam Adat: Tantangan Tata Kelola BUPDA

Dia menjelaskan, usai melaksanakan rangkaian pengusabaan di pura dalem, warga laki-laki akan pergi ke balai Banjar setempat untuk membunyikan kentongan. Tradisi ini dimaknai sebagai simbul mengusir Roh jahat dan gangguan yang dapat mengusik kekhusukan pelaksanaan nyepi adat tersebut.

“Tepat jam 12 malam, nyepi adat dilangsungkan. Semua hening dan menyepi, menuju kedamaian. Jalan-jalan desa dijaga, tidak boleh ada aktivitas sampai tiba waktu ngembak geni, pada pukul 10 pagi, barulah warga boleh beraktivitas di luar rumah kembali,” imbuhnya. (Eka Parananda/Balipost)

Baca juga:  Puluhan Orang Berbaju Adat Pasang Spanduk Penutupan Sementara Pura Ulun Danu

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *