Karya Ngusaba Kedasa di Pura Ulun Danu Batur, Kintamani. (BP/Ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Karya Ngusaba Kedasa di Pura Ulun Danu Batur, Kintamani yang telah berlangsung sejak 24 Maret lalu akan disineb Jumat (5/4). Upacara panyineban akan diisi prosesi bakti pepranian. Maknanya, sebagai wujud syukur karena rangkaian karya Ngusaba Kedasa telah berjalan dengan lancar.

Pangemong Pura Ulun Danu Batur yang juga Manggala Prawartaka Karya Ngusaba Kadasa, Jero Gede Batur Duhuran didampingi Jero Penyarikan Duuran Batur Kamis (4/4), mengatakan, rangkaian upacara panyineban akan dimulai pukul 13.00 WITA. Rangkaian upacara diawali dengan bhakti pepranian yang diikuti seluruh Krama desa adat Batur mulai dari prajuru dan pengayah, serta sejumlah undangan dari pemerintah, angga puri, dan juga desa-desa batunsendi/penyokong Batur.

Baca juga:  Dari 3 Desa/Kelurahan di Denpasar Tambah Korban Jiwa COVID-19 hingga Gubernur Koster Buka “Gerakan Satu Juta Krama Bali Satu Juta Yowana Bali”

Secara umum bhakti pepranian bermakna sebagai ungkapan suka cita dan syukur umat atas limpahan anugerah Ida Bhatari Ulun Danu. “Pertama sebagai ungkapan syukur kita atas pelaksanaan upacara ngusaba Kedasa yang sudah berjalan lancar. Kedua ungkapan syukur kita karena selama setahun panen sudah berlimpah. Kita anggap berlimpah karena sudah berhasil melaksanakan upacara ngusaba, para subak juga sudah mempersembahkan hasil pertaniannya. Jadi itu sebagai indikator bahwa pertanian, kehidupan agraris, kehidupan ekonomi masyarakat tumbuh dan bergeliat,” ungkap Jero Gede Batur.

Baca juga:  Jelang Ngusaba Kedasa di Pura Ulun Danu Batur, Krama Ngayah

Lebih lanjut dijelaskan, dalam Bhakti Pepranian terdapat dua ritual penting yang dilaksanakan yakni baris perang-perangan dan matiti suara. Baris perang-perangan esensinya adalah bentuk pesan untuk masyarakat agar di tahun berikutnya lebih semangat lagi memerangi kehidupan. Berperang dalam artian memerangi nasib buruk dengan bekerja, memerangi hama, dan bertahan pada segala kondisi yang mungkin terjadi. “Makanya di sana disimbolkan dengan baris jorjoran dan baris gede. Baris jorjoran itu representasi dari angkatan muda sedangkan baris gede sebagai representasi angkatan utama/angkatan tua,” jelasnya.

Ritual matiti suara juga dikatakan sarat dengan pesan. “Pada intinya sama seperti baris perang-perangan. Ida Bhatari mengingatkan kepada umatnya agar selalu semangat untuk bekerja, mencari penghidupan, semangat segalanya sehingga kita bisa hidup dengan baik dan layak di dunia,” kata Jero Gede Batur.

Baca juga:  Puncak Karya Pujawali Pura Ulun Danu Batur, Ribuan Pemedek Ikuti Mapepada Agung

Usai ritual matiti suara, rangkaian panyineban dilanjutkan dengan muspa bersama, kemudian ritual nuek bagia pulakerti, mralina sampian, dan mendem bagia pulakerti. Setelah itu dilanjutkan dengan ritual bakti patingkeb dan ngeluhur Ida Bhatara Bhatari.

Dalam upacara panyineban hari ini, pihak panitia karya juga akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan karya kepada umat. (Dayu Swasrina/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *