AMLAPURA, BALIPOST.com – Peternak babi di Bali perlu mewaspadai terhadap ancaman virus mematikan  yang dikenal dengan virus African Swine Fever (ASF). Dugaan kuat terjangkitnya virus itu mulai ditemukan di Karangasem.

Dilaporkan, puluhan ternak babi milik peternak lokal mati diduga akibat babi tersebut terjangkit virus ASF.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah mengungkapkan, di Karangasem tercatat ada puluhan ekor babi milik peternak yang mati. Babi milik warga yang mati kurang lebih sekitar 50 ekor.

Baca juga:  Dua Tahun Terakhir, Ratusan Ribu Ternak Babi di NTT Mati Terpapar ASF

Dia menegaskan kalau dilihat dari ciri-ciri dan gejala yang timbul babi yang mati, kuat dugaan mengarah ke suspek ASF.

Siki Ngurah mengatakan, untuk lebih memastikan penyebab dari kematian babi-babi tersebut, pihaknya juga sudah turun di beberapa lokasi mengambil sample ternak babi untuk dikirim ke labolatorium yang ada di Denpasar.

Karena belum adanya obat maupun vaksin terhadap virus tersebut, maka yang bisa dilakukan Distan dilakukan saat ini hanya menerapkan bio security. Dia meminta peternak agar selalu menjaga kebersihan kandang dan hewan ternak, serta memastikan pakan yang diberikan kepada ternak masing-masing.

Baca juga:  Pemkab Bangli Alihkan Anggaran Pilkada untuk Penanggulangan COVID-19

Dia menjelaskan, merebaknya virus yang menyerang ternak babi di Karangasem disebabkan beberapa faktor. Salah satunya tingginya mobilitas keluar masuk ternak babi seperti saat hari Galungan dan Kuningan. Kondisi ini sangat mempengaruhi penyebaran virus ASF cepat masuk Bali.

Syukurnya virus ini belum menyebar ke ternak babi lainnya. Salah seorang peternak babi di Abang, I Kadek Setiawan, Rabu (21/3) mengatakan, ternak babinya masih aman, kalau di tempat lain ada babi yang mati. Dia berharap tidak ada kejadian seperti itu di Abang. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Ratusan Babi Mati di Tabanan, Hasil Lab Tak Kunjung Keluar

Simak selengkapnya di video

 

BAGIKAN