Beberapa ekor babi milik warga Bangli yang diternakkan di dalam kandang. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Peternak babi di Kabupaten Bangli diimbau selalu mewaspadai wabah penyakit babi, seperti ASF. Salah satu langkah pencegahan yang perlu dilakukan adalah dengan menerapkan biosecurity secara ketat.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli I Wayan Sarma, Senin (18/3), tidak memungkiri bahwa wabah penyakit babi, salah satunya ASF, masih ada. Karena itu peternak diminta agar selalu mewaspadainya.

Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit babi, kata Sarma, Bupati Bangli telah mengeluarkan surat edaran (SE). Dalam SE itu, peternak diimbau agar mewaspadai penyakit babi, dengan melakukan sejumlah langkah. Antara lain, menerapkan biosecurity yang ketat, menjaga kebersihan dan sanitasi kandang, sterilisasi semua peralatan yang digunakan dengan desinfektan, dan melakukan pengawasan ketat terhadap orang yang keluar masuk kandang.

Baca juga:  Harga Anjlok, Peternak Ayam Petelur di Getasan Merugi

Selain itu, peternak juga diminta untuk sementara tidak menambah populasi dengan mendatangkan bibit dari luar kabupaten. “Kalau toh mau menambah populasi usahakan ambil bibit dari sekitar. Untuk memperkecil kemungkinan penularan penyakit,” kata Sarma.

Sementara itu jika ada ternak yang sakit, harus diisolasi. Dipisahkan dari ternak yang sehat. “Kalau pengobatan tidak mungkin dilakukan terhadap ternak yang terjangkit. Oleh karena itu kami tekankan agar peternak melakukan langkah-langkah pencegahan,” tegasnya. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Harga Jual Babi Bertahan di Rp 35 Ribu Per Kilogram
BAGIKAN