Krama mempersiapkan Karya Agung Danu Kerthi di Pura Segara yang berlokasi di tepi danau Batur Kintamani. (BP/Ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Batur menggelar Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur, Kintamani pada Tilem Sasih Kapat, Sabtu (14/10). Ritual Danu Kerthi tahun ini akan dilaksanakan seperti seabad lalu, tepatnya pada 1919 silam.

Sementara itu jelang pelaksanaan karya, Krama Desa Adat Batur telah melakukan berbagai persiapan sejak hampir sebulan terakhir. Setiap harinya sedikitnya ada 600 krama yang ngayah.

Persiapan karya Danu Kerthi dilaksanakan di dua tempat yakni di Pura Segara dan di Pura Ulun Danu Batur. Pengayah yang dilibatkan berasal dari seluruh warga di 24 banjar di Desa Adat Batur, serta subak pinasihan Ida Bhatari Ulun Danu Batur. Pelaksanaan ritual karya Agung Danu Kerthi nantinya akan dipusatkan Pura Segara yang lokasinya berada di tepi danau Batur.

Pamucuk Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Batur Duhuran menjelaskan karya Agung Danu Kerthi, Tawur Agung Melabuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung Bakti Pakelem ring Segara lan Puncak Gunung Batur, Mapeselang lan Mapadanan rutin dilaksanakan Desa Adat Batur setiap lima tahun sekali. Terakhir kali upacara tersebut digelar pada 2018 lalu.

Baca juga:  Ratusan Krama Bali Sembahyang Bersama di Pos Pemantau Rendang

Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur dilaksanakan berdasarkan Rajapurana Pura Ulun Danu Batur dan beberapa sumber yang tersimpan di Pura Ulun Danu Batur. “Tujuan dari pelaksanaan upacara ini adalah untuk memuliakan air, memuliakan gunung, supaya genah payogan Ida Bahatari resik. Sekaligus memohon kerahayuan dan kesejahteraan bagi umat,” jelasnya saat ditemui di Pura Segara, Sabtu (7/10).

Lebih lanjut disampaikan bahwa ritual yang akan dilaksanakan pada karya Agung Danu Kerti tahun ini, sama seperti upacara 104 tahun silam. Pakelem di Danau Batur nanti akan menggunakan tiga ekor kerbau dan satu ekor babi. Lebih banyak dibanding biasanya yang hanya menggunakan satu ekor kerbau.

Jero Gede Batur Duhuran menjelaskan pelaksanaan upacara Danu Kerthi tahun ini diputuskan untuk digelar seperti tahun 1919, setelah adanya penemuan arsip berupa catatan tertulis yang menjelaskan mengenai penggunaan 3 ekor kerbau dan seekor babi pada pelaksanaan pakelem di Danau Batur 104 tahun lalu.

Baca juga:  Pernah Kontak dengan Pasien Positif COVID-19 Meninggal di Lumajang Jatim, Sejumlah Warga Jembrana Jalani Swab

Catatan itu ditemukan di Belanda dalam kegiatan peneliti yang dilakukan oleh seorang peneliti asal Amerika. “Dia meneliti tentang Batur. Dari penelitian itu ditemukan catatan yang ditulis tangan bahwa pada tahun 1919 pernah dilaksanakan upacara pakelem menggunakan 3 ekor kerbau dan seekor babi hitam. Pada waktu zaman itu saja bisa, kenapa sekarang tidak bisa kami laksanakan,” jelasnya.

Selain di Danau Batur, ritual pakelem juga dilaksanakan di Puncak Gunung Batur. “Untuk pakelem yang di Gunung Batur menggunakan kerbau dan angsa, seperti yang rutin dilaksanakan,” kata Jero Gede Batur.

Upacara Danu Kerti di Danau Batur akan dipuput 12 sulinggih dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Rangkaian karya sudah berlangsung sejak 2 Oktober yang diawali nyukat genah karya. Pada Minggu (8/10) dilaksanakan ritual nuur Tirta pakuluh. Rangkaian dilanjutkan dengan Melasti ring Segara Watuklotok pada Rabu (11/10). Rute Melasti akan melewati jalur Sekardadi -Kayuambua. Terkait pelaksanaan Melasti, Jero Gede Batur Duhuran memohon permakluman kepada masyarakat umum yang menggunakan jalan pada waktu tersebut.

Baca juga:  Diguyur Hujan, Tembok Rumah dan Penyengker Roboh

Pada Puncak Karya Sabtu (14/10) akan dilaksanakan beberapa prosesi yakni tawur agung labuh gentuh, Ida Bhatara bhatari tedun ring peselang, majejiwan, angindang-indang, serta pakelem ring Danu Batur dan Puncak Gunung Batur kanginan kawanan. Sehari setelahnya akan dilaksanakan Nyepi Karya. Dilanjutkan Bhakti penganyar secara bergilir dari kabupaten/kota. Rangkaian karya Agung Danu Kerti dijadwalkan berakhir Jumat (20/10).

Jero Gede Batur Duhuran mempersilakan seluruh umat Hindu untuk tangkil selama karya berlangsung. Demikian juga bagi yang ingin ngaturang ilen-ilen dipersilakan menyampaikan ke panitia.

Aktivitas pendakian Gunung Batur, Kintamani akan ditutup selama dua hari, sehubungan adanya karya Agung Danu Kerthi yang digelar Desa Adat Batur.

Sesuai dengan Pengumuman No. PG.01/BKSDA.BI-1/TU/10/2023 tentang Penutupan Sementara Kegiatan Pendakian Gunung di Taman Wisata Alam Gunung Batur Bukit Payang yang dikeluarkan Kepala Balai KSDA Bali, pendakian Gunung Batur akan ditutup sementara pada 14-15 Oktober 2023. “Sesuai surat tersebut, kami juga mengajak seluruh masyarakat, khususnya umat Hindu di Bali untuk bersama ngrestitiang karya,” kata Jero Gede. (Dayu Swasrina/Balipost)

BAGIKAN