DENPASAR, BALIPOST.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, menyebut saat ini fenomena El Nino di Bali sedang pada level moderat. Fenomena ini akan berlangsung hingga Februari 2024.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wiryajaya, mengatakan fenomena El Nino yang terjadi pada musim kemarau ini berdampak pada berkurangnya curah hujan dari kondisi normalnya. Bahkan, di Bali dampaknya sudah dirasakan. Seperti, terjadinya kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan dibeberapa lokasi.

Baca juga:  Jika Hutan Kintamani Beralih Fungsi, Bali Terancam Krisis Air

Dikatakan, secara umum hari tanpa hujan (HTH) di Bali berada pada kategori masih ada hujan hingga kategori kekeringan ekstrim (lebih dari 60 hari tidak turun hujan). Distribusi curah hujan di wilayah Bali secara umum antara 0 hingga 38.4 mm/dasarian. Berdasarkan hasil analisis HTH yang dilakukan BMKG per 30 September 2023, Wiryajaya, mengungkapkan bahwa BMKG telah menetapkan peringatan dini kekeringan dengan status awas, siaga, dan waspada di sejumlah daerah di Bali.

Baca juga:  Sebanyak 90 Persen Tambahan Harian Kasus COVID-19 Disumbangkan 4 Daerah Ini

Dijelaskan, status awas diberikan kepada daerah yang sudah lebih dari 61 hari tidak turun hujan. Ada 5 kecamatan yang menyandang status awas ini. Yakni, Kecamatan Grokgak, Buleleng, Sawan, Kubutambahan, dan Kubu.

Simak selengkapnya di video

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *