PDAM
Ilustrasi. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemanfaatan air bersih dari Perumda Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung di kalangan pengusaha hotel, khususnya di Kuta Selatan, masih rendah. Tak sedikit hotel yang memilih memanfaatkan air bawah tanah (ABT), ketimbang menggunakan suplai dari PDAM setempat.

Data yang diperoleh, dari total 77 hotel yang semula belum memakai suplai air perumda, kini masih di angka 73 hotel. Pihak perumda terus mengejar agar penggunaan air bersih PDAM meningkat.

Direktur Umum Perumda Air Minum Tirta Mangutama Made Sugita mengatakan, pihaknya telah turun melakukan komunikasi dan pendekatan kepada puluhan akomodasi wisata yang selama ini diketahui 0 meter pemakaian air perumda. “Kita sudah turun ke bawah. Itu dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Untuk lebih jelasnya, silakan koordinasi dengan Kabag Pelanggan,” ujar Sugita, Kamis (31/8).

Baca juga:  Produksi Air Bersih Tak Jalan, Belasan Ribu Pelanggan Perumda Terganggu

Kabag Pelanggan Perumda Air Minum Tirta Mangutama, I Putu Wawan Widnyana menerangkan, pihaknya telah melakukan pendekatan. Dari 77 hotel yang diketahui tidak memakai suplai air perumda, kini jumlahnya telah berkurang menjadi 73 hotel. “Sampai saat ini, sekitar 35 persen dari 73 hotel telah dilakukan pendekatan langsung dan mereka mengaku secara bertahap akan segera memakai air perumda,” katanya.

Menurutnya, pihaknya telah menyampaikan imbauan pemerintah terkait pengurangan penggunaan ABT dan maksimalkan penggunaan air perumda. “Di sana kami jelaskan bahwa air baku yang kami pakai adalah air permukaan, sehingga tidak merusak lingkungan. Jadi, kami minta komitmen mereka untuk meminimalisir penggunaan ABT demi kelestarian lingkungan,” jelasnya.

Baca juga:  Electrum Jadi Shuttle Motor Listrik Pertama Dukung Mobilitas di KTT G20

Dijelaskan, minimnya penggunaan air PDAM paling banyak ditemukan di wilayah Kuta, Legian, dan Seminyak. Kemudian disusul di wilayah Berawa, Canggu, dan Pererenan, serta di kawasan Nusa Dua. Alasan mereka tidak menggunakan air perumda karena sedang masa pemulihan pascapandemi dan sebagian mengaku masih terikat perjanjian kontrak RO dengan pihak swasta.

“Kami sebenarnya tidak berharap agar pemakaiannya dapat 100 persen dari perumda, sebab kami juga kadang memerlukan perbaikan. Jadi, ketika suplai mengalami trouble, mereka bisa menggunakan suplai lain. Tapi intinya, kami ingin suplai perumda dijadikan inti dan suplai lainnya itu cadangan, tapi sekarang kan terbalik justru suplai dari perumda yang dipakai cadangan,” paparnya. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Bali ''Christmas Choir Competition'' Libatkan Juri Luar Negeri
BAGIKAN