Suasana karya mamungkah yang diselenggarakan Desa Adat Peguyangan belum lama ini. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejalan dengan komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam menjaga adat dan budaya Bali, desa adat berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan adat dan keagamaan secara berkesinambungan. Terlebih, saat ini pandemi COVID-19 sudah melandai serta sejumlah pembatasan telah dicabut pemerintah, sehingga gaung kegiatan keagamaan di desa adat kembali semarak.

Seperti yang dilakukan Desa Adat Peguyangan, Denpasar Utara. Desa Adat Peguyangan yang mewilayahi 22 banjar adat,  dengan jumlah krama sebanyak 1.635 KK atau 7.751 jiwa baru saja menyelenggarakan upacara mamungkah, ngenteg linggih, padudusan dan tawur balik sumpah utama di Pura Desa/Puseh desa setempat.

Baca juga:  Desa Adat Undisan Kelod Makin Semangat Kembangkan Desa Wisata

Bendesa Adat Desa Peguyangan, Ketut Sutama yang dikonfirmasi, Minggu (11/6) mengatakan, seluruh rangakaian kegiatan upacara mamungkah serta kegiatan lainnya telah berjalan dengan baik. Kegiatan karya mamungkah ini juga dirangkai dengan upara mepandes masal yang melibatkan 289 orang. “Mepandes ini diprakarsai oleh LPD setempat,” ujarnya.

Karya mamungkah, ngenteg linggih, padudusan dan tawur balik sumpah utama ini juga dihadiri Gubernur Bali, Wayan Koster dan Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara. Hadir pula dalam pelaksanaan upacara ini, anggota DPR RI Dapil Bali, I Gusti Agung Rai Wirajaya, Ketua Komisi III DPRD Bali, A.A. Ngurah Adhi Ardhana, Ketua DPRD Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, anggota DPRD Denpasar, Wayan Sutama, dan Anak Agung Ngurah Gede Widiada.

Baca juga:  Desa Adat Undisan Kelod Persiapkan Ngaben Massal Perdana

Wali Kota Jaya Negara disela-sela kegiatan upacara menyampaikan ucapan selamat dan sukses atas pelaksanaan upacara mamungkah, ngenteg linggih, padudusan dan tawur balik sumpah utama Desa Adat Peguyangan. “Weda Wakya Vasudaiva Khutumbakam yang mengandung makna dalam kehidupan ini kita semua bersaudara. Semua sektor kehidupan harus diselesaikan dengan paras paros sarpanaya, salunglung sabayantaka serta bergotong royong. Seperti dalam pelaksanaan karya di Desa Adat Peguyangan kali ini dapat berjalan dan selesai dalam paras paros manyama braya,” ujar Jaya Negara usai mengikuti persembahyangan bersama seluruh undangan dan masyarakat Desa Peguyangan.

Baca juga:  Desa Adat Kubu Bangli Ajak Krama Majukan LPD

Sementara Panitia Karya, A.A. Ngurah Bagus Wirayasa  menyampaikan pelaksanaan dan persiapan upacara telah berlangsung dari bulan April hingga Mei tahun 2023. “Dari bulan April dan Mei kita telah melaksanakan persiapan dan pelaksanaan upacara bersama warga Desa Adat Peguyangan dengan Yajamana Karya Ida Pedanda Gede Ngurah,” ujarnya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *