Presiden RI Joko Widodo (kiri) duduk di samping Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida saat menghadiri Sesi Kerja Mitra G7 yang membahas soal iklim, energi, dan lingkungan di Hotel Grand Prince, Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023), dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7. (BP/Ant)

HIROSHIMA, BALIPOST. com – Pemimpin Kelompok Tujuh Negara Maju (G7) berjanji mendukung Ukraina selama menghadapi agresi Rusia. Mereka juga mendesak China agar memainkan perannya guna mengakhiri perang itu.

Pernyataan itu dirilis Sabtu atau hari kedua pertemuan puncak (KTT) G7 di Hiroshima, dalam sebuah komunike.

Komunike ini disampaikan  beberapa menit setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tiba di Jepang untuk menghadiri KTT ini.

Tujuh negara anggota G7, adalah Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Kanada, ditambah Uni Eropa.

G7 juga mendesak China agar menekan Rusia guna menghentikan perang di Ukraina. G7 juga meminta China menyelesaikan masalah Taiwan dengan cara damai.

Para pemimpin G7 juga mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap situasi di Laut China Timur dan Selatan, di mana Beijing  meningkatkan klaim teritorialnya. G7 menentang keras setiap upaya sepihak dalam  mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan.

Baca juga:  Gubernur Koster Ajak Seluruh Pemimpin, Tokoh Masyarakat, dan Krama Bali Meneladani Karakter Kepemimpinan Bung Karno

Kekuatan militer dan ekonomi China yang meningkat di perairan terdekat, termasuk Selat Taiwan, telah mempertegang hubungan  China dan AS, serta membahayakan keamanan kawasan. China dan Taiwan memiliki pemerintahan sendiri-sendiri pada 1949 karena perang saudara.

G7 menyebut beberapa negara demokrasi  terpengaruh oleh “paksaan ekonomi” yang diterapkan negara-negara otoriter. Oleh karena itu, G7 akan meluncurkan platform untuk mencegah praktik-praktik semacam itu digunakan sebagai alat memburu kepentingan politik.

Komunike G7 juga menekankan pentingnya memperkuat rantai pasokan untuk bahan industri penting, seperti semikonduktor, dan mengambil tindakan lebih luas dalam melawan pembatasan perdagangan secara sepihak.

Baca juga:  Gelombang COVID-19 Landa Asia Pasifik, Rusia Kembali Berlakukan Penguncian

Para pemimpin G7 juga sepakat memperbesar  bantuan energi dan pembangunan untuk negara-negara berkembang karena khawatir China mempraktikkan “diplomasi jebakan utang” dengan menggunakan utang  sebagai senjata mendapatkan konsesi dari negara-negara debitur.

Komunike juga menyebutkan bahwa G7 siap membangun hubungan  konstruktif dan stabil dengan China, dan menekankan pentingnya dialog dengan Beijing dalam rangka menciptakan perdamaian dan stabilitas kawasan.

G7 juga mengutuk peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara yang disebut mereka melanggar hukum internasional. Mereka menyeru Korea Utara  agar sepenuhnya meninggalkan senjata nuklir dan program-program pengembangan nuklir.

Berikut inti komunike KTT G7 di Hiroshima, diantaranya, berjanji mendukung Ukraina dalam menghadapi perang ilegal Rusia.

Baca juga:  Bebas dari Gejala COVID-19, Trump Sudah Kembali Ngantor

Berjanji membuat upaya-upaya yang menciptakan dunia tanpa senjata nuklir. Menentang setiap upaya sepihak dalam mengubah status quo dengan kekerasan. Mendesak China agar menekan Rusia supaya menghentikan agresi di Ukraina. Siap membangun hubungan yang konstruktif dan stabil dengan China. Menyerukan resolusi damai atas isu Taiwan dengan China.

Selain itu, berjanji meluncurkan platform meningkatkan pencegahan terhadap pemaksaan ekonomi. Mengecam keras peluncuran rudal balistik Korea Utara.Menyeru Korea Utara agar sepenuhnya meninggalkan senjata nuklir. Berjanji melakukan upaya-upaya guna menjaga stabilitas keuangan dan mendorong pertumbuhan. Berjanji untuk membahas aturan AI generatif pada akhir tahun. Berjanji bekerja sama untuk mempercepat transaksi energi bersih. Berjanji mempromosikan hak-hak asasi manusia universal dan kesetaraan gender. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *