Kelompok Tani panen Sorgum di kawasan Desa Kubutambahan pada Minggu (16/4)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Buleleng di tahun 2023 ini mengusulkan sekitar 30 Hektar lahan untuk pengembangan Sorgum atau yang lebih dikenal dengan Jagung Gembal. Tahun sebelumnya program ini tidak dilaksanakan mengingat adanya refocusing anggaran.

Ditemui di sela-sela panen perdana Sorgum di Desa Kubutambahan, Minggu (16/4), Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Buleleng, I Gusti Ayu Maya Kurnia menjelaskan Prospek menanam sorgum ini sangat menjanjikan. Masa tanam yang hampir sama dengan jagung ini bisa dipanen dalam setahun sebanyak 2-3 kali.

Bahkan tanaman khas Kabupaten Buleleng ini bisa ditanam di lahan kering atau lahan-lahan yang tidak terpakai.

Baca juga:  753 Orang Asing Kerja di Bali

“Tanaman ini juga bisa ditanam di pekarangan rumah, selain untuk konsumsi juga dipergunakan sebagai sarana upacara dan upakara,” tuturnya.

Lanjutnya, di tahun 2023 ini Dinas Pertanian dan Peternakan Buleleng juga Kembali mengusulkan sebesar 30 hektar lahan garapan untuk pengembangan Sorgum ini. Jika ini terealisasi kelompok -kelompok subak abian yang ada akan diarahkan untuk bekerjasama Unit Pengolahan Hasil (UPH) yang ada di Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak.

“Kita nanti upayakan agar hasil panen bisa diserah dan diolah di UPH tersebut. Sehingga petani tidak bingung lagi untuk menjual bahan baku yang sudah ada. Bahkan khusus untuk hasil panen yang di Desa Kubutambahan, sudah ada dari pihak Java Food yang melakukan penjajakan dan mengambil hasil panennya,” tambahnya.

Baca juga:  Mulai Hari Ini, Gubernur Koster Berlakukan Jam Malam

Saat ini saja,hasil olahan dari Sorgum yang berupa tepung berada di kisaran harga Rp8 ribu hingga Rp10 ribu. Sorgum ini juga bisa diolah menjadi bahan jadi semisal beras, harganya berada di kisaran Rp30 ribu hingga Rp55 ribu.

“Nantinya akan dikembangkan di seluruh kecamatan di kabupaten Buleleng, mengingat prospek menjanjikan disamping harganya mendukung. Selain itu perawatan dan penanaman sangat mudah,” tutupnya.

Baca juga:  Distan Klungkung Temukan Sapi "Suspect" PMK

Sementara itu, salah satu tokoh Penggiat Sorgum Buleleng, Ketut Putra Sedana meminta agar pengembangan sorgum di Kabupaten Buleleng benar-benar digarap oleh Pemerintah Daerah. Bahkan saat ini sudah banyak perusahan-perusahaan menawarkan diri untuk membeli bahan baku sorgum dari hasil panen petani di Buleleng.

“Saat ini kita ketahui, daerah sedang mengalami krisis pangan dan krisis global. Pengembangan sorgum ini menjadi alternatif pengganti bahan pokok yang ada saat ini. Jika benar-benar dikembangkan, kita yakin sorgum Ketika menjadi bahan baku yang sudah jadi, akan diminati masyarakat,” tutupnya. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN