Presiden RI Joko Widodo saat meresmikan TPST Kesiman Kertalangu, Senin (13/3). (BP/ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Usai melakukan peresmian fasilitas kawasan suci Pura Agung Besakih, Senin (13/3), Presiden RI Joko Widodo bersama sejumlah menteri berkesempatan meninjau dan sekaligus meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kesiman Kertalangu. Presiden tiba di TPST didampingi Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan dan Gubernur Bali, Wayan Koster diterima Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara bersama jajarannya.

Setelah turun dari kendaraan dinasnya, Presiden Jokowi langsung meninjau keberadaan TPST yang saat ini baru dalam tahap ujicoba. Jokowi, sapaan akrab Presiden RI ini mengatakan, TPST ini merupakan pengolahan sampah pertama yang dilihatnya dengan sebuah sistem yang tidak ruwet. Namun hasilnya kongkrit. “Saya ingin agar TPTS ini bisa dicopy oleh kota dan kabupaten lain di seluruh tanah air, sehingga penanganan sampah tidak menjaid masalah lagi,” ujarnya.

Jokowi menilai manajemen yang dilakukan di TPST Kesiman Kertalangu sudah sangat rapi dan bagus. Hal ini akan menginspirasi  kabuapten/kota lain di tanah air, untuk memiliki TPST seperti yang ada di Bali ini.

Baca juga:  Dari Denpasar Terancam Tenggelam hingga Pilpres Disimulasikan

Dikatakan, pihaknya sudah sejak lama mencari solusi penanganan sampah yang baik. Namun, belum ada yang berhasil. Mudah-mudahan dengan cara seperti ini, penanganan sampah bisa tuntas.

Setelah meninjau proses penanganan sampah di TPST, kemudian Presiden RI tersebut langsung melakukan penandatangan prasasti sebagai pertanda peresmian TPST di Bali.

Seperti diketahui, Pemerintah Pusat melalui PUPR membangun tiga TPST di Denpasar pada 2021. Tiga TPST itu berada di Tahura, Ngurah Rai, Kesiman Kertalangu dan Padangsambian Kaja.

Tiga TPST di Denpasar akan mampu mengolah 1.020 ton sampah per hari dan bisa ditingkatkan menjadi 1.500 ton per hari. Di TPST Kesiman Kertalangu mampu mengolah sebanyak 450 ton per hari.

Sementara untuk TPST Tahura I akan mengolah sampah 370 ton per hari. Selanjutnya untuk TPST Tahura II akan mengolah 80 ton per hari. Sedangkan untuk TPST Padangsambian Kaja, memiliki kapasitas pengolahan 120 ton perhari.

Baca juga:  Kasus Hepatitis Akut Menyerang Anak, 3 Orang Diduga Terjangkit Meninggal di Jakarta

Proses pembangunan TPST ini cukup lama. Setelah melalui berbagai tahapan, rencana pembangunan TPST  di Denpasar akhirnya bisa terealisasi. Groundbreaking pembangunan TPST ini berlangsung pada Selasa (21/6) di Tahura, Suwung.

Setelah sebelumnya dilakukan penandatangan kontrak kerja  oleh Kementerian PUPR melalui Dirjen Cipta Karya ke pihak Balai Prasarana Permukiman Bali dengan pelaksana pembangunan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor dan PT. Bemaco Rekaprima JV serta CV. Indera Cipta Konsultan sebagai konsultan supervisi.

Anggaran proyek fisik tiga TPST di Denpasar ini pagu DIPA Kementerian PUPR senilai Rp 105 miliar dengan pemenang tender PT. Adhi Karya dengan harga penawaran Rp 88,8 miliar.

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan saat ini di Denpasar sudah ada 317 bank sampah dan 23 TPS3R dan kini sudah rampung tiga TPST. “Dengan Bank Sampah dan TPS3R itu, kami bisa mengelola 125 ton per hari. Sementara sampah kami per hari ada 806 ton, sehingga sekarang yang masuk ke 3 TPST ini sebanyak 725 ton,” katanya.

Baca juga:  Pasien COVID-19 Meninggal di Bali Masih Bertambah

Direktur PT CMPP, Made Wahyu Wiratma mengatakan, saat ini TPST yang paling siap untuk beroperasi adalah TPST Kesiman Kertalangu. Untuk kapasitas pengolahan sampah di TPST Kesiman Kertalangu sebanyak 450 ton per hari. “Per hari ini baru mampu mengolah 170 ton per hari dan selanjutnya secara bertahap akan terus ditingkatkan hingga menjadi 450 ton per hari,” katanya.

TPST Kesiman Kertalangu khusus mengolah sampah menjadi RDF yang beberapa hasilnya saat ini sudah diujicobakan di pembangkit listrik di Solo dan PLTU Jeranjang Lombok. Sementara untuk TPST Tahura I akan mengolah sampah basah menjadi magot untuk pakan ternak, pupuk dengan total kapasitas 370 ton per hari. Selanjutnya untuk TPST Tahura II akan mengolah kayu menjadi pelet dan pelet ini akan digunakan untuk bahan bakar TPST dengan kapasitas pengolahan 80 ton per hari. Sedangkan untuk TPST Padangsambian Kaja, memiliki kapasitas pengolahan 120 ton per hari. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN