Salah satu apotek di Distrik Chaoyang, Kota Beijing, China, Kamis (12/1/2023), belum sepenuhnya beroperasi dan hanya melayani penjualan obat-obatan untuk kalangan tertentu. Otoritas China sejak 7 Desember 2022 melonggarkan sistem pembelian obat untuk masyarakat umum di apotek atau toko obat yang diikuti oleh penurunan status penanganan pandemi COVID-19 dari level A ke level B. (BP/Ant)

BEIJING, BALIPOST.com – Akibat mengidap COVID-19, sebanyak 12.658 warga China meninggal dalam sepekan pada 13-19 Januari 2023 saat sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CCDC), sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara, Minggu (22/1), dari jumlah kematian itu, sebanyak 681 di antaranya disebabkan oleh kegagalan akut sistem pernapasan akibat COVID.

Sementara untuk korban jiwa lainnya, kematian disebabkan oleh penyakit bawaan selain terjangkit COVID. CCDC juga mencatat hampir 472.000 pasien COVID dirawat di sejumlah rumah sakit di China pada Kamis (19/1), termasuk 51.700 pasien yang mengalami tingkat keparahan yang sangat tinggi.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Nasional Makin Landai, Tambahan di Bawah 10 Ribu Orang

Sampai saat ini, lebih dari 1,28 miliar warga China telah divaksin, termasuk 230,1 juta di antaranya berusia di atas 60 tahun. CCDC berjanji akan mempublikasikan data dan informasi perkembangan COVID di China setiap bulan.

Sebelumnya, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menghentikan publikasi data perkembangan COVID mulai 25 Desember 2022. Tindakan tersebut memicu reaksi sejumlah negara karena pada saat yang bersamaan China sedang mengalami lonjakan kasus yang menewaskan puluhan ribu orang dalam jangka waktu dua bulan, ditambah dengan dibebaskannya warga setempat bepergian ke luar negeri mulai 8 Januari 2023.

Baca juga:  Belum Melandai, Bali Masih Tambah Puluhan Kasus Baru COVID-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memahami reaksi sejumlah negara tersebut. Organisasi itu mendesak China untuk bersikap transparan dalam menyajikan data perkembangan kasus COVID. (kmb/balipost)

BAGIKAN