Suasana Nyepi Adat di Desa Adat Kutuh, Bangli. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Masyarakat di Desa Adat Kutuh, Kintamani hingga saat ini masih teguh menjalankan sejumlah tradisi yang diwariskan oleh para leluhur mereka terdahulu. Salah satunya nyepi adat.

Sama seperti pelaksanaan Nyepi Tahun Caka, masyarakat Desa Adat Kutuh wajib menjalani catur brata penyepian selama satu hari penuh. Tak hanya itu dalam nyepi adat ini masyarakat juga harus mematuhi pantangan yakni tidak boleh memetik daun.

Nyepi adat di Desa Adat Kutuh dilaksanakan tiap setahun sekali yakni pada sasih kanem. Nyepi adat di Kutuh dilaksanakan serangkaian upacara Ngusaba Dalem di pura dalem desa adat setempat.

Baca juga:  Desa Adat Kuwum Swadaya Beli Lahan untuk BUPDA

Bendesa Adat Kutuh I Made Kartika Jaya mengatakan Nyepi adat dilaksanakan mulai pagi hari pukul 06.00 WITA. Sehari sebelum Nyepi, ada tradisi yang dilaksanakan serangkaian Upacara Ngusaba Dalem.

Yakni ngemaling urip sapi yang dilakukan oleh sinoman. Dalam ritual itu Krama yang lain menyerbu sinoman dengan membawa prakpak dan memukul kentongan sepanjang malam. “Sampai jam 6 pagi kemudian dilanjutkan dengan melangsungkan Nyepi adat,” ungkapnya diwawancara belum lama ini.

Baca juga:  Bali Post Salurkan Sumbangan Pembaca ke Korban Bencana

Pada saat berlangsungnya nyepi adat, masyarakat Desa Adat Kutuh tidak boleh melakukan atifitas seperti biasanya. Masyarakat harus melaksanakan catur brata penyepian yakni amati geni (tidak menghidupkan api), amati lelungaan (tidak bepergian), amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan) dan amati karya (tidak bekerja). “Sama seperti Nyepi biasanya yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Yang bedanya saat Nyepi nasional (tahun Caka) tidak ada upacara ngemaling Urip,” kata Kartika Jaya.

Diungkapkan juga bahwa ada pantangan yang harus dipatuhi masyarakat selama pelasanaan nyepi adat. Yakni tidak boleh memetik daun. Kartika Jaya tidak tahu pasti apa maknanya. Yang jelas pantangan itu sudah dijalankan masyarakat di Kutuh secara turun temurun.

Baca juga:  Desa Adat Dalem Setra Batununggul Siapkan 500 Penari Pendet Pasepan

Kalau ketahuan pecalang/sinoman, akan didenda. Dendanya berupa satu buah pajegan yang berisi uang kepeng, kelapa, beras dan sesari Rp 200 ribu. “Jadi kalau punya ternak babi misalnya, pemiliknya harus punya stok pakan untuk dikasi ke ternaknya saat Nyepi adat,” jelasnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *