AMLAPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Timbrah Kabupaten Karangasem kembali menggelar Aci Usaba Sumbu. Pelaksanaan tradisi di desa tua ini tetap digelar secara konsisten setiap tahun dan selalu disambut antusias oleh krama desa adat setempat.

Setiap kepala keluarga menghaturkan banten dilengkapi dengan babi guling, sebagai ciri khas pelaksanaan tradisi ini. Sehingga areal Pura Panti Kaler desa itupun kembali dipenuhi persembahan ratusan babi guling, sebuah visual unik yang tidak ditemukan di desa adat lain di Bali.

Puncak tradisi yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Nasional tahun 2017 ini, selalu digelar dalam dua tahap, yakni Aci Usaba Sumbu Kaja dipersembahkan kepada Ida Bhatara Muter Jagat dan Usaba Sumbu Kelod kepada Ida Bhatara Sri Rambut Sedana. Tahapan Usaba Sumbu Kaja tahun ini telah berlangsung di Pura Panti Kaler, Selasa, 22 Juli 2025 malam.

Baca juga:  Desa Yehembang Kauh Gelar Pengecekan Kesehatan Gratis

Menurut Kelian Desa Adat Timbrah, I Nengah Wiraguna, rangkaian Aci Usaba Sumbu ini sudah diawali dengan prosesi malasti ke Pantai Bias Putih pada Sabtu, 19 Juli 2025. Tiga hari setelah itu, dilanjutkan dengan prosesi Usaba Sumbu Kelod yang dipusatkan di Utara Pura Bale Agung. Pelaksanaan tradisi ini dikatakan sudah berlangsung turun-temurun.

Setiap tahun desa adat ini begitu konsisten menjaga pelaksanaan tradisi ini, karena manfaat yang diyakini warga sangat kompleks. Baik dari perspektif agama, adat, tradisi maupun dari sisi spiritual, sebagai sebuah identitas budaya khas Desa Bali Kuno ini. Demikian juga sarana sumbu yang dibuat tinggi menjulang, merupakan sebuah mahakarya yang penuh dengan nilai seni dan filosofis.

Termasuk persembahan banten masing-masing krama yang dilengkapi dengan babi guling ini. Meski pihak desa adat sudah melengkapi pelaksanaan tradisi ini dengan banten khusus dari desa, namun masing-masing krama tetap  menghaturkan banten lengkap dengan babi guling. Warga meyakini, menghaturkan babi guling saat Usaba Sumbu merupakan bentuk rasa syukur yang mendalam, atas keberlimpahan yang diberikan Ida Sang Hyang Widhi Rasa, khususnya dari para leluhur di desa ini. Baik itu berupa keharmonisan sebagai krama, rezeki maupun kesehatan sekala niskala.

Baca juga:  Kebersihan Lingkungan, Aspek Penting Pariwisata

“Dengan pelaksanaan Aci Usaba Sumbu ini, krama kami meyakini ini sebagai bentuk rasa syukur, dapat memperolehan keselamatan, kerahayuan, sehat sekala niskala, termasuk juga rezeki. Tradisi ini kami laksanakan secara konsisten, terus berlanjut turun-temurun,” kata Wiraguna.

Setelah pelaksanaan Aci Usaba Sumbu Kaja, Ida Batara Kabeh yang dipersonifikasi ke dalam wujud Jempana atau Joli di setiap Pura Panti atau Maksan, katur mabiasa ke sumber mata air di desa itu setiap sore. Setiap Jempana kapundut masing-masing krama, kemudian murwa daksina atau berkeliling areal desa setiap hari sebanyak tiga kali. Selama prosesi ini, juga akan dilaksanakan tradisi mabarang oleh truna adat bersama krama di Bale Lantang desa itu. Tradisi mabarang ini juga tergolong unik, dan menjadi daya tarik wisata tersendiri di Karangasem. Karena berlangsung dalam suka cita, seru dan menegangkan.

Baca juga:  Desa Adat Jelekungkang Persiapkan Karya Ngusaba Jumun Sari

Tahapan puncak akan kembali berlangsung pada Aci Usaba Sumbu Kelod, yang rencananya berlangsung pada Tilem Sasih Kasa, Jumat, 25 Juli 2025. Aci Usaba Sumbu secara keseluruhan masineb atau nyimpen pada Sabtu, 26 Juli 2025, ditandai dengan seluruh iringan jempana kembali ke pura panti masing-masing, baik Pura Panti Kaler, Panti Tengah dan Panti Kelod Kangin. (Bagiarta/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN