Penyerahan Penghargaan Adi Sewaka Nugraha kepada 9 orang pengabdi seni di Bali. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 Tahun 2022 yang berlangsung sejak 12 Juni 2022, secara resmi ditutup oleh Gubernur Bali, Wayan Koster di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Minggu (10/7) malam. Pada penutupan PKB ke-44 yang mengusung tema “Danu Kerthi Huluning Amreta” Memuliakan Air Sebagai Sumber Kehidupan ini diluncurkan tema PKB ke-45 Tahun 2023, yaitu “Segara Kerthi: Prabhanneka Sandhi, Samudra Cipta Peradaban” yang ditandai dengan penanaman bibit Terumbu Karang secara simbolis oleh Gubernur Bali.

Pada penutupan PKB ke-44 ini juga dilakukan penyerahan hadiah Wimbakara (lomba) dan Penyerahan Penghargaan Adi Sewaka Nugraha kepada 9 orang pengabdi seni di Bali. Penghargaan ini sebagai wujud perhatian, pengakuan dan apresiasi Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan atas prestasi, dan pencapaian seniman dan/atau pelaku seni dalam penguatan dan pemajuan seni tradisi, klasik, dan/atau seni rakyat.

Kesembilan pengabdi seni Penerima Adi Sewaka Nugraha sesuai Keputusan Gubenur Bali Nomor 454/03-J/HK/2022 Tanggal 31 Mei 2022, antara lain Ni Ketut Suryatini, S.SKar., M.Sn. (bidang Seni Karawitan), Anak Agung Anom Putra, STT.,M.Si. (bidang Seni Tari), Drs. I Putu Raksa Sulaksana (bidang Seni Tari Arja), I Made Gde Puasa, S.Sos.H., M.Fil.H. (bidang Seni Pedalangan), Dr. I Ketut Suteja, SST., M.Sn. (bidang Seni Tari), Dr. Drs. I Ketut Muka Pendet, M.Si. (bidang Seni Rupa Patung), (almarhum) I Ketut Rida (bidang Seni Sastra Daerah/Budayawan), I Nyoman Geguh (bidang Seni Tari), dan Ni Ketut Yudhani (bidang Seni Drama Gong).

Kepala Dinas kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiarta, menjelaskan mekanisme proses pemberian Adi Sewaka Nugraha didasari atas usulan dari Perangkat Daerah yang menangani Urusan Kebudayaan di masing-masing Kabupaten/Kota. Selain itu, juga diusulkan oleh Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang Kebudayaan dan Lembaga non-Pemerintah Bidang Kebudayaan. Ada beberapa kriteria umum dan khusus yang telah ditetapkan sebagai aspek verifikasi/penilaian, seperti dilihat dari pengabdian, keahlian, bidang seni tradisi, klasik, dan/atau seni rakyat untuk kepentingan masyarakat.

Selain itu juga, dari sisi kepeloporan dan kontribusi, kreativitas dan inovasi kekaryaan bidang seni tradisi, klasik, dan/atau seni rakyat. “Dilihat juga telah mendapat penghargaan lain yang relevan, serta reputasi dan pengakuan,” ungkapnya.

Baca juga:  Koster-Ace Dapat Nomor Urut 1, Satu Pulau dan Satu Tata Kelola

Penerima Adi Sewaka Nugraha diberikan piagam penghargaan dan uang masing-masing sebesar Rp 50 juta. Penghargaan Adi Sewaka Nugraha ini diharapkan mampu memotivasi generasi penerus bangsa untuk memiliki integritas, dedikasi, dan kontribusi dalam penguatan dan pemajuan seni tradisi, klasik dan/atau seni rakyat secara berkelanjutan.

Terkait penyelenggaraan PKB ke-44 Tahun 2022, Sugiartha mengatakan bahwa PKB yang digelar secara offline telah berjalan lancar dan mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Sebagai salah satu penanda Bali Era Baru, PKB Tahun 2022 digelar dengan sejumlah pembaharuan dan peningkatan kualitas tatanan tatakelola. Dilaksanakan dengan penuh tantangan dalam mengadaptasi kebiasaan baru, PKB 2022 memberikan peluang kepada seniman dan budayawan, serta memberikan hiburan kepada masyarakat.

Tema PKB ke-44 Tahun 2022, yakni “Danu Kerthi: Huluning Amreta” telah diimplementasikan dalam setiap aktivitas seni yang bertutur tentang penyucian dan pemuliaan air sebagai sumber kehidupan. Meliputi Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Wimbakara (Lomba), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Workshop/ Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), dan Adhi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni). PKB kali ini disertai dengan Pameran lndustri Kecil dan Menengah (IKM) Bali Bangkit yang dikoordinir Dekranasda Provinsi Bali yang mampu membangkitkan UMKM masyarakat Bali.

Gubernur Koster, mengatakan bahwa tema “Danu Kerthi: Huluning Amreta, Memuliakan Air Sumber Kehidupan” telah diaktualisasikan dengan cukup konsisten dalam karya seni oleh para peserta pawai dan saat pergelaran seni selama PKB berlangsung. Namun, ia memberikan catatan bahwa masih ada sebagian kecil pergelaran seni yang belum sepenuhnya mengaktualisasikan makna tema PKB ke-44.

Meskipun demikian, Gubernur Koster merasa bangga dan memberikan apresiasi kepada penampilan Sekaa-sekaa Sebunan yang merupakan basis seniman di desa adat terbukti mampu tampil sangat kreatif, inovatif, menarik, memukau, sekaligus menginspirasi. Inilah yang senyata-nyatanya menjadi fondasi utama kekuatan seni budaya Bali yang kaya, unik, dan unggul.

Berdasar hitung manual oleh panitia pada pintu-pintu masuk, jumlah pengunjung selama PKB berlangsung tahun ini mencapai lebih dari 1,5 juta orang, dengan rata-rata lebih dari 50.000 pengunjung per hari. “Meskipun jumlah pengunjung PKB sangat besar, astungkara, ternyata tetap tertib dan patuh pada protokol kesehatan, terutama tetap disiplin mengenakan masker. Titiang pun hadir anstungkara bersama keluarga menonton Parade Gong Kebyar sebanyak enam kali, Duta Kabupaten Gianyar, Jembrana, Badung, Buleleng, Karangasem, dan Bangli, serta menonton pergelaran Gong Kebyar Legendaris dan Arja sebanyak dua kali. Titiang sebenarnya sangat berkeinginan untuk menyaksikan langsung Parade Gong Kebyar Duta seluruh kota dan kabupaten, namun pada saat bersamaan ada tugas penting yang berkaitan dengan persiapan pelaksanaan pertemuan Presidensi G20, sehingga ada tiga Duta Kota/Kabupaten yang titiang tidak sempat hadir langsung,” ujar Gubernur Koster.

Baca juga:  Ribuan Blanko Ijazah SD Belum Dikirim Pusat

Gubernur Koster, mengungkapkan penyelenggaraan Pameran IKM/UMKM menampilkan beragam produk lokal hasil seni kerajinan krama Bali yang berkualias dengan harga pantas serta berdaya saing. Ditata dengan tampilan yang apik, elegan, dan indah, sehingga pengunjung menjadi nyaman dan terpikat untuk belanja. “Titiang mendapat laporan, omset penjualan/transaksi Pameran IKM/UMKM mencapai Rp 10 miliar lebih,” tandasnya.

Mantan DPR RI tiga periode ini, mengatakan bahwa PKB tahun ini juga menghadirkan cukup banyak pedagang kuliner khas Bali, yang ternyata hasil penjualannya dilaporkan mencapai Rp 3 miliar lebih, serta Pameran Anggrek penjualannya mencapai Rp 586 juta lebih. “Bagi Titiang, hasil penjualan IKM/UMKM dan pedagang kuliner sungguh mengagetkan, membanggakan, dan membahagiakan kita semua,” ungkapnya.

Pada kesempatan ini, Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini menyampaikan pesan dan harapan sebagai evaluasi dalam penyelenggaraan PKB ke-45 Tahun 2023 ke depan. Ia mengingatkan, bahwa PKB merupakan wahana pelestarian seni tradisi. Boleh berkreasi, berinovasi, dan berimprovisasi, namun harus tetap menjaga pakem seni tradisi.

Pada acara Pawai, agar dirancang sesuai tema, keterpaduan dalam rangkaian peserta pawai yang mengedepankan kreasi, inovasi, dan kualitas, jumlah Peserta yang selektif, serta durasi waktu Pawai maksimum 2 jam. Selain itu, pergelaran sepatutnya tetap memperhatikan dan menjaga kesantunan, etika, serta estetika.

Khususnya tentang humor untuk menghibur penonton, memang sangat diperlukan, tetapi hendaknya ditimbang agar tidak porno dan tidak jorok. Tampilan, gerak, dan humor seniman hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, dan elegan.

Gubernur Koster berharap agar para seniman untuk terus meningkatkan kualitas tema, materi kegiatan, materi sajian, dan tata kelola penyelenggaraan PKB berorientasi pada pelestarian dan pengembangan seni tradisi. Karya seni konsisten mengekspresikan tema, semakin berkualitas, maju, dan membanggakan.

Baca juga:  Pesta Sabu, Brigadir Polisi Ini Terancam Dipecat

Tata kelola penyelenggaraan besinergi dengan para pihak secara bergotong-royong. Mampu melahirkan maestro dan seniman semakin banyak, berkualitas, dan mendunia. Kehadiran penonton yang tertib, disiplin, dan terhormat. Secara bersama-sama berkomitmen untuk menjaga kebersihan lingkungan, tidak membawa sampah dan tidak menggunakan produk berbahan plastik sekali pakai.

Oleh karena itu, Gubernur Koster berkeyakinan seni-budaya Bali tidak akan pernah redup, tidak akan pernah mati, dan tidak akan pernah punah. Namun, sebaliknya semakin bersemai, hidup, tumbuh, dan berkembang dengan subur, nyebun di tengah-tengah masyarakat sepanjang zaman menghadapi arus-deras dinamika global. “Inilah sejati-jatinya kekuatan inheren alam, manusia, dan kebudayaan Bali, sehingga Bali menjadi pulau yang dikagumi, dicintai, dibanggakan, dan dihormati oleh masyarakat Bali, masyarakat Indonesia, dan masyarakat dunia, sejak dahulu sampai kini hingga sepanjang zaman,” tandasnya.

Dengan Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, Gubernur Koster berkomitmen sungguh-sungguh menjadikan Kebudayaan sebagai hulu pembangunan Bali, guna mewujudkan gumi dan krama Bali benar-benar Berkepribadian dalam Kebudayaan sesuai Prinsip Trisakti Bung Karno.

“Dengan itikad dan tekad kuat titiang memastikan diri senantiasa berada di garda terdepan dalam kerja penguatan dan pemajuan adat istiadat, tradisi, seni-budaya dan kearifan lokal Bali sebagai pondasi kekayaan, keunikan, dan keunggulan kebudayaan Bali. ltikad dan tekad kuat ini, telah dengan tuntas titiang tuangkan ke dalam Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur Bali, serta telah diimplementasikan secara nyata dan berkelanjutan melalui berbagai kebijakan serta program,” ungkapnya.

Pada kesempatan ini, Gubernur Koster mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota dan Bupati se-Bali yang telah berpartisipasi mengirim Duta Seni terbaiknya dalam PKB Tahun 2022. Begitu juga seluruh seniman, budayawan, pekerja seni, peserta IKM/UMKM, dan pedagang kuliner telah berdedikasi dalam memeriahkan PKB tahun ini. Seluruh Panitia Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kota/Kabupaten yang telah berkerja keras untuk menyiapkan penyelenggaraan acara PKB ke-44 Tahun 2022. Seluruh masyarakat Bali yang dengan penuh antusias dan semangat menyaksikan dan berpartisipasi dalam setiap pergelaran, pameran, lokakarya, perlombaan, serta kuliner.

Pada penutupan PKB ke-44 Tahun 2024 ini dipentaskan rekasadana (pergelaran) Sendratari “Tirtha Mahottama”, garapan SMKN 3 Sukawati berkolaborasi dengan Sanggar Seni Kokar Bali. (Winatha/balipost)

BAGIKAN