Bupati Suwirta saat menanam pohon serangkaian Tumpek Wariga. (BP/Ist)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Saniscara Kliwon, Wuku Wariga, tepat jatuhnya perayaan hari Tumpek Wariga atau Tumpek Bubuh. Pemerintah Kabupaten Klungkung bersama Forkompinda dan seluruh Oraganisasi Perangkat Daerah (OPD) melakukan persembahyangan bersama di Pura Jagat Natha dan penanaman pohon di Gor Swacapura, Sabtu (14/5).

Tumpek Wariga merupakan salah satu hari suci yang dirayakan umat Hindu di Bali setiap 210 hari sekali, merupakan hari pemujaan kepada manifestasi Tuhan sebagai Dewa Sangkara penguasa tumbuh-tumbuhan. Pada perayaan hari Tumpek Wariga atau tumpek bubuh melaksanakan upacara atau perayaan secara niskala dan sekala sesuai dengan Intruksi Gubernur Bali Nomer 06 Tahun 2022, Tentang Perayaan Rahina Tumpek Wariga Sebagai Upacara Wana Kerti.

Baca juga:  Tiga Rumah di Madenan Rusak Tertimpa Longsor

Masyarakat diajak untuk menanam dan merawat pohon yang telah memberikan kita sumber kehidupan. Sembari menanam pohon yang dilaksanakan di Gor Swacapura, Bupati Klungkung I nyoman Suwirta mengakatan, upacara ini memiliki nilai kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur untuk tetap bisa merawat dan cara kita berterimakasih kepada pohon dan tumbuh-tumbuhan. “Filosofi dari perayaan tumpek wariga ini lebih fokus pemulian terhadap tumbuh-tumbuhan sebagai wujud terimakasih kita kepada alam karena telah memberikan oksigen yang datangnya dari tumbuh-tumbuhan,” ujar Bupati Suwirta.

Baca juga:  Gubernur Koster Instruksikan Perayaan Tumpek Krulut dengan Jana Kerthi

Lebih lanjut dijelaskan, penanaman pohon tidak dilakukan hari ini saja melainkan setiap saat menjaga dan merawat tanaman. “Semua opd agar menjaga lingkungan kantor dan tempat kerja menjadi memontum kita untuk menempa diri menjaga alam. Ayo kita jaga alam dan keharmonisannya mulai dari diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan kita bekerja,” Ajak Bupati Suwirta.

Sementara Kadis DLHP Kabupaten Klungkung, I Ketut Suadnyana menjelaskan, penanam pohon yang dilaksanakan hari ini dengan jenis pohon tabebuya, kepala gading, mangga dan beberapa tanaman yang cocok sebagai perindang di Gor Swacapura dengan tujuan pada saat pelaksanaan even olahraga tidak merasakan kepanasan dan mendapatkan oksigen lebih banyak lagi. “Mudah-mudahan di beberapa tempat kita bisa melanjutkan kembali pengembangan penanam pohon sebagai perindang dan paru-parunya kota klungkung,” harap Ketut Suadnyana. (Adv/balipost)

Baca juga:  Lembaga Peradilan Perlu Pahami Nilai Kehidupan Masyarakat Adat
BAGIKAN