Petugas menyemprotkan disinfektan di ruangan kelas SMAN 8 Denpasar, Kamis (3/2). Disinfeksi ini dilakukan karena beberapa siswa di SMA ini dinyatakan positif terpapar COVID-19. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Kota Denpasar akhirnya memutuskan penghentian pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Jumat (4/2) hingga kasus COVID-19 di wilayah itu melandai. Dalam 2 pekan terakhir, kasus aktifnya mencapai seribuan orang dengan tambahan kasus per hari mencapai ratusan orang.

Hasil pemaparan yang disampaikan Kadisdikpora Denpasar, A.A. Gede Wiratama, Kamis (3/2), sampai saat ini cukup banyak sekolah yang sudah terpapar. Jumlahnya mencapai 25 sekolah.

Baca juga:  Kembali Bertambah, Warga Bali Jadi Korban Jiwa COVID-19

Terdiri dari SD 9 sekolah, SMP 12 sekolah dan SMA/SMK 4 sekolah. Untuk siswa yang terpapar Covid-19, sebanyak 106 orang. Rinciannya SD 14 siswa, SMP 24 siswa dan 5 guru, sedangkan SMA 42 siswa, SMK 4 siswa, dan 17 orang tanpa gejala.

Hal yang sama juga diutarakan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Denpasar, Sri Armini. Ia mengatakan telah terjadi peningkatan kasus cukup tinggi. Bahkan, pada hari ini hingga pukul 15.00 WITA sudah mencapai 448. “Mungkin ini akan berkembang lagi karena masih ada yang belum keluar hasilnya,” ujar Sri Armini.

Baca juga:  Di Bali, Prabowo Janjikan Rekrut Pejabat Anti Korupsi  

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, perkembangan kasus COVID-19 di Denpasar sejak dua minggu lalu mengalami kenaikan cukup signifikan. Bahkan, bila dibandingkan varian Delta, yang puncaknya pada Juli 2021 mencapai 5.000 kasus terjadi dalam waktu dua bulanan. Namun, sekarang ini, dalam dua minggu kasus aktifnya sudah mencapai 1.024. “Ini terjadi sangat cepat. Perlu langkah konkret untuk memutus penyebarannya. Karena salah satunya terjadi kluster sekolah, maka perlu dilakukan pemutusan penyebarannya dengan melakukan penutupan PTM,” katanya. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Setahun "Perang" Lawan COVID-19, Sistem Kesehatan Terancam Ambruk
BAGIKAN