Ilustrasi. (BP/tomik)

DENPASAR, BALIPOST.com – Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut B. Panjaitan, Senin (24/1), mengatakan dalam sepekan terakhir, kasus COVID-19 nasional mengalami kenaikan. Sebagian besar kasus ada di Jawa-Bali. Bahkan, hal ini meningkatkan angka reprpduksi efektif.

Dari data yang diungkapkan Luhut, saat ini pemerintah mewaspadai kenaikan angka reproduksi efektif di Jawa-Bali. Pada saat ini, ungkapnya, Rt di Jawa sudah mencapai 1 dan di Bali telah melampaui itu. “Namun, sekali lagi pemerintah tetap mewaspadai, terutama melihat angka reproduksi efektif mulai mengalami peningkatan. Saat ini, angka Rt di Jawa sudah mencapai 1 dan di Bali lebih dari 1,” ungkapnya.

Dalam keterangan virtualnya yang dipantau dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Luhut mengatakan dari data yang dihimpun, kasus di Jawa-Bali mendominasi kasus harian yang naik. “Kenaikan di Jawa-Bali, kami identifikasi masih bersumber dari peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabotabek,” papar Luhut.

Baca juga:  Cegah Politisasi SARA, Bawaslu Susun Bank Data

Namun, ia mengatakan sejak ditemukannya kasus Omicron di Indonesia pada sebulan lalu, belum ada kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti terjadi di berbagai negara di dunia. Saat ini, okupansi atau keterisian tempat tidur RS di Jawa-Bali lebih baik dari kenaikan kasus saat varian Delta melanda. “Kasus kematian harian di seluruh Jawa-Bali selama 14 hari terakhir ini masih pada tingkat yang sangat rendah.

Berkaca dari trajectory kasus di Afrika Selatan, pemerintah dikatakannya memprediksi kasus akan terus meningkat. Namun, satu hal yang ditemukan adalah tingkat kematian aktual di DKI Jakarta lebih rendah dari trajectory yang dilakukan. “Menurut kami, tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dari Afrika Selatan dan penggunaan PeduliLindungi juga menjadi salah satu faktor. Dan lebih dari itu, kita merasa bahwa bangsa kita masih lebih disiplin dari banyak negara lain,” ujarnya.

Baca juga:  Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Bertambah 634 Orang

Ia pun mengatakan bahwa vaksinasi umum dan lansia di Jawa-Bali terus ditingkatkan sehingga saat ini mencapai 94,1 persen untuk dosis 1 umum dan 75 persen untuk dosis 1 lansia. Selain itu, vaksinasi untuk anak-anak di Jawa-Bali juga meningkat dengan cepat. Tingkat vaksinasi dosis 1 untuk anak-anak di Jawa-Bali sudah mencapai 69 persen dan dosis 2 sudah mulai meningkat.

Dari data Satgas Penanganan COVID-19 Bali, per 23 Januari, jumlah kasus harian bertambah 48 orang. Kumulatif kasus yang ditangani Bali mencapai 114.731 orang.

Kenaikan kasus ini dibarengi dengan menurunnya angka kesembuhan. Kesembuhan kumulatifnya mencapai 110.383 orang.

Baca juga:  Kasus Harian COVID-19 Nasional Turun ke Tiga Ratusan Orang

Sedangkan, kumulatif korban jiwa tetap 4.063 orang. Rinciannya 4.057 WNI dan 6 WNA.

Saat ini terdapat kasus aktif mencapai 285 orang. Tercatat ada sebanyak 143 orang menjalani isolasi mandiri (isoman) atau sekitar 50,18 persen dari total kasus aktif.

Sementara itu, yang menjalani isolasi terpusat mencapai 81 orang atau 28,42 persen. Untuk pasien yang menjalani perawatan di RS mencapai 61 orang atau 21,40 persen.

Kapasitas isoter mencapai 883 bed di 175 tempat yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Sebanyak 81 bed sudah terisi atau 9,17 persen. Masih tersisa sebanyak 802 bed atau 90,83 persen.

Untuk vaksinasi, dosis 1 sudah mencapai 102,95 persen atau 3.505.735 orang dari target sebanyak 3.405.130 orang. Sementara vaksinasi dosis lengkap mencapai 3.139.891 orang (92,21 persen). (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *