Seorang petugas medis dengan alat pelindung melakukan tes asam nukleat di pintu keluar jalan raya, menyusul kasus penyakit virus corona (COVID-19) di kota-kota Ningbo, Shaoxing dan Hangzhou, di Ruian, provinsi Zhejiang, China, Selasa (14/12/2021). (BP/Ant)

BEIJING, BALIPOST.com – Dalam 21 bulan ketika infeksi COVID-19 terjadi, China mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat tambahan kasus lokal di Xian, kota di barat laut yang kini menjadi pusat wabah di negara itu. Kota yang berpenduduk 13 juta jiwa ini, pada saat menjalani penguncian hari keempat, menemukan 155 kasus lokal dengan gejala terkonfirmasi pada Sabtu (25/12), naik dari 75 sehari sebelumnya, dikutip dari Kantor Berita Antara, Minggu (26/12).

Jumlah infeksi di Xian menambah kasus harian secara nasional menjadi 158, tertinggi sejak China berupaya meredam COVID-19 pada awal 2020. Xian melaporkan 485 kasus lokal bergejala selama periode 9-25 Desember. Kota itu telah menerapkan aturan keras untuk mengendalikan wabah, sejalan dengan kebijakan Beijing bahwa setiap kasus COVID-19 harus ditangani sedini mungkin.

Baca juga:  Beijing Tetapkan Regulasi Baru Perketat Pengamanan Eksperimen

Penduduk tidak diperbolehkan meninggalkan kota itu tanpa izin dari pemberi kerja atau otoritas setempat, dan pengujian massal dilakukan di banyak tempat untuk menemukan kasus.

Xian sebelumnya mengumumkan tidak ada kasus varian Omicron di kota tersebut. Meskipun, pemerintah China telah menemukan sejumlah kasus Omicron pada pelaku perjalanan internasional dan di China selatan.

China daratan mengonfirmasi 206 kasus baru, termasuk kasus dari luar negeri, pada 25 Desember. Angka itu naik dari 140 kasus pada hari sebelumnya. Tak ada kematian yang dilaporkan pada hari itu, sehingga total kematian akibat COVID-19 di China masih 4.636. Hingga 25 Desember, China daratan telah mencatat 101.077 kasus terkonfirmasi. (kmb/balipost)

Baca juga:  Pemprov DKI Komitmen Hentikan Reklamasi Teluk Jakarta
BAGIKAN