Petugas vaksinasi menyiapkan vaksin Covid-19 AstraZeneca di Denpasar. (BP/eka)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Dengan semakin menurunnya kasus COVID-19 aktif serta diberlakukannya pembelajaran tatap muka (PTM), vaksinasi untuk anak di bawah umur 12 tahun harus diinisiasi. Sebab, anak di bawah 12 tahun rentan pula terpaoar COVID-19, terutama varian Delta.

Menurut ahli Virologi FKH Universitas Udayana, Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, melihat tren kasus COVID-19, saat awal kemunculannya, jumlah kasus dan kematiannya condong ke kanan atau orang yang usianya lebih tua akan lebih berisiko. Namun, saat ini mulai bergeser, terutama pada varian delta, sudah mengarah condong ke kiri dalam arti, yang anak-anak saat ini juga lebih berisiko.

Baca juga:  Beri Bantuan Sembako, Agung Widiada Sasar Tukang Sapu

“Vaksinasi untuk anak menjadi penting, karena varian delta, condong ke kiri, atau anak-anak pun berisiko. Yang kedua, karena anak itu sebagai sumber penularan untuk orang lain. Mungkin mereka tidak begitu peka dalam menunjukkan gejala klinis, tapi menjadi sumber penularan bagi orang lain,” kata Prof Mahardika, Selasa (21/9).

Dikatakan, pihaknya sudah sejak lama berharap, agar diinisiasi pemberian vaksin pada anak-anak, apalagi dengan adanya rencana pembukaan PTM. Lebih lanjut menurutnya, memang perkembangannya berbeda, karena saat ini vaksin itu hanya mampu menekan gejala berat dan fatalitas atau kematian, dan tidak mampu menekan transmisi komunitas.

Baca juga:  Marinir Backup Pengamanan Pelabuhan Gilimanuk

Seperti yang terjadi di Eropa, kecuali di Rusia yang sedikit berbeda. Untuk di Eropa, kasus meningkat, tapi orang yang masuk RS dan fatalitas masih rendah.

Melihat kondisi seperti itu, pihaknya mengharapkan, harus ada perubahan target vaksinasi dari sebelumnya 70 persen, jika bisa sampai 100 persen. Karena jika 70 persen divaksinasi, 30 persen sisanya berisiko tinggi masuk RS dan kematian. Termasuk anak-anak yang masuk dalam komponen 30 persen itu.

“Sehingga ini meski dipikirkan, vaksinasi untuk anak-anak. Untuk itu perlu dilakukan trial cepat. Kalau mau aman, anak-anak yang sudah mulai usia sekolah,” ucapnya.

Baca juga:  Ratusan Lansia di Bangli Terima Vaksin "Booster"

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A(K)., menyebutkan, saat ini untuk vaksinasi anak di bawah 12 tahun, sedang dilakukan uji coba. Dikatakan, vaksinasi ini sangat memungkinkan untuk diberikan.

Dengan uji coba, bisa diketahui perlindungannya, keamanannya. Jika uji coba yang dilakukan hasilnya bagus, baru akan diterapkan. “Saat ini Sedang diuji coba itu, tunggu aja,” katanya singkat. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *