Petugas memasang tanda untuk rumah warga yang menjalani isoman. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Lonjakan kasus COVID-19 di Jembrana sejak dua pekan terakhir cukup tinggi. Bahkan tempat isolasi terpusat (Isoter) tak bisa lagi menampung kasus aktif tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) karena penuh.

Untuk menekan terus naiknya kasus, Satgas COVID-19 yang melibatkan Forkompinda Jembrana mengusulkan agar disiapkan Isoter berbasis desa untuk mencegah OTG-GR melakukan isolasi mandiri (isoman). Menurut Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf Hasrifuddin Haruna, Selasa (3/8), saat ini jumlah kasus aktif mencapai 712 orang. Dari total kasus aktif itu, lebih banyak yang menjalani isoman karena keterbatasan isoter.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 Masih Saja Bertambah, Dua Zona Merah di Bali Mendominasi

Forkompinda menurutnya telah berkoordinasi untuk memaksimalkan upaya isoter dalam menekan penyebaran. Dan hal ini perlu adanya tambahan tempat Isoter. “Kami usulkan agar ada Isoter berbasis desa/kelurahan. Di masing-masing desa menyediakan tempat Isoter sebagai lokasi Isoter terkecil,” kata Dandim.

Sebab, dari informasi warga yang memilih isoman, lokasi isoter yang disediakan jauh lokasinya. “Kita berpikir simpel, kalau ada 5 tempat Isoter di masing-masing desa, dari 51 desa/kelurahan, akan ada ratusan titik Isoter,” tambah Dandim.

Baca juga:  Datang dari Zona Merah, Rapid Test Positif di Gilimanuk Meningkat

Dalam pekan depan ini diharapkan sudah ada gotong royong dari desa/kelurahan untuk menyediakan tempat ini. Selain itu upaya edukasi kesadaran prokes juga digencarkan, termasuk vaksinasi dan tracing yang melibatkan sejumlah petugas tracing dari berbagai unsur.

Sebelumnya sejumlah tempat Isoter ditambah. Termasuk asrama sekolah yang sementara masih kosong dengan tidak adanya kegiatan belajar mengajar di sekolah. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *