Tangkapan layar dari paparan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait keterisian rumah sakit akibat lonjakan COVID-19 yang dilaporkan kepada Komisi IX DPR RI secara virtual di Jakarta, Senin (5/7). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com -Konversi tempat tidur bagi perawatan pasien COVID-19 di berbagai rumah sakit daerah yang sedang mengalami lonjakan kasus dilakukan percepatan.

“Banyak provinsi lain seperti Jawa Timur, Bali dan Yogyakarta yang masih sedikit konversinya ke tempat tidur COVID-19. Sehingga kalau kita lihat keterpakaian tempat tidurnya tinggi, itu karena memang tempat tidur yang dialokasikan untuk COVID-19 masih sangat rendah,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam agenda Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin (5/7).

Budi mengatakan jumlah tempat tidur perawatan pasien yang kini tersedia di berbagai rumah sakit di Indonesia berkisar 389 ribu unit.

Pada saat terjadi krisis pandemi COVID-19 di awal tahun 2021, kata Budi, Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) agar 30 persen tempat tidur dialokasikan untuk pasien COVID-19. “Jadi total ada 130 ribu tempat tidur dari 389 ribu unit yang memang kita minta dialokasikan untuk COVID-19,” katanya.

Baca juga:  Status Awas, BNPB Larang Warga Beraktivitas Hingga Radius 12 Kilo dari Gunung Agung

Budi melaporkan, sebelum aktivitas Lebaran 2021, jumlah pasien COVID-19 berkisar 23 ribu orang dengan jumlah tempat tidur perawatan yang tersedia pada saat itu berjumlah 75 ribu unit. “Jadi 3,5 kali lipat dari jumlah pasien,” katanya.

Namun dalam lima pekan terakhir, kata Budi, jumlah pasien COVID-19 naik dari 23 ribu orang menjadi 81 ribu orang atau hampir 3,5 kali lipat. “Jumlah tempat tidurnya secara dinamis sudah dinaikkan dari 75 ribu menjadi 98 ribu tempat tidur dengan estimasi kapasitasnya di 130 ribu atau 30 persen dari total tempat tidur,” ujarnya.

Baca juga:  Nasional Masih Catatkan Pasien Sembuh Lampaui Tambahan Kasus COVID-19

Menurut Budi, beberapa tempat yang terjadi lonjakan gelombang kedua COVID-19 seperti di DKI Jakarta, dilakukan konversi tempat tidur perawatan 50 persen lebih banyak.

Salah satunya dengan menambah fasilitas isolasi terpusat bagi pasien COVID-19 bergejala ringan di RS Wisma Atlet sebanyak 8.000 kamar, rumah susun Nagrak 3.000 kamar dan Rusun Pasar Rumput 4.000 kamar. “Untuk penambahan di sisi rumah sakit, kita sudah mengkonversi tiga rumah sakit pemerintah, yaitu Rumah Sakit Fatmawati, Rumah Sakit Persahabatan, Rumah Sakit Sulianti Saroso dengan total kamar sekitar 1.000 tempat tidur itu menjadi 100 persen COVID-19 untuk bisa membantu DKI,” ujarnya.

Baca juga:  Seluruh Zona Merah di Bali Masuk 5 Besar Penyumbang Kasus COVID-19 Harian

Kemenkes bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) juga menyediakan rumah sakit cadangan di Wisma Haji Pondok Gede berkapasitas 900 kamar serta 5l unit ICU. “Kemarin sudah mulai dikerjakan dengan Kementerian PU untuk menjadi rumah sakit cadangan untuk merawat pasien bergejala sedang. Mulai beroperasi pada Rabu (7/7),” katanya.

Budi menambahkan, Kemenkes juga menginstruksikan agar semua IGD di rumah sakit dijadikan ruang isolasi bagi pasien COVID-19 sehingga bisa langsung menampung pasien yang sudah masuk. “Untuk IGD-nya kita bekerja sama dengan BNPB membangun tenda tenda di luar rumah sakit,” katanya. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *