Petugas DLHK tengah mengangkut sampah sisa-sisa upakara saat Perayaan Hari Raya Kuningan.(BP/Ist)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pulang kampung saat Hari Raya Suci Galungan dan Kuningan bagi Umat Hindu yang merantau sudah menjadi rutinitas. Banyaknya warga yang memilih merayakan di kampung halaman ini turut mempengaruhi turunnya volume sampah.

Kabid Pengelolaan Ligkungan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, AA Gede Dalem, saat dikonfirmasi Minggu (25/4) membenarkan, selama hari raya kuningan volume sampah juga mengalami penurunan. “Namun jumlah penurunan tidak sebanyak saat Hari Raya Galungan, yakni dari volume sampah yang biasanya masuk ke TPA 130 ton, kini hanya mencapai 127 ton,” katanya.

Baca juga:  Gubernur Koster Minta Jajaran OPD Jangan ‘Macam-Macam’ dalam Kebijakan Alokasi Anggaran

Menurutnya, penurunan volume sampah pada Perayaan Galungan terjadi sehari sebelum perayaan. Dari catatan DLHK Badung penurunan saat Perayaan Galungan galungan mencapai sekitar 20 persen dari volume sampah biasanya. “Terutama pada lingkungan yang banyak penduduk pendatang yang tidak asli Badung, karena kebanyakan penduduk pendatang pulang ke daerah asalnya,” ucapnya.

Mantan Kabid SDM di Dinas Pekerjaan Umum ini menyebutkan saat ini sampah hari raya paling banyak di daerah Kerobokan dan Jimbaran. Berdasarkan pencatatan, pihaknya mengaku volume sampah di daerah tersebut mencapai 1,1 Ton. “Saat ini nurunnya sedikit, relatif hampir sama dengan hari biasa. Tapi hariannya di Badung bisa sampai lebih 130 ton,” ujarnya.

Baca juga:  DLH Gianyar Uji 60 Titik Mata Air Minum

Dikatakan, sampah paling banyak dihasilkan dari pemukiman penduduk pendatang. Sementara untuk di daerah pedesaan volume sampah relatif sedikit bahkan jarang ditemukan. “Sampah yang biasanya kami angkut itu dari kecamatan mengwi ke selatan. Untuk di daerah desa kebanyakan membuang sampahnya ke tegalan,” ungkapnya.

Guna membersihkan sampah sisa upacara tersebut, kata pria yang akrab disapa Gung Dalem ini telah mengerahkan ratusan petugas DLHK. “Ada sebanyak 40 armada yang dari pagi mengangkut sampah. Nah untuk sampah yang di selatan diprioritaskan karena jaraknya terlalu jauh. Pengangkutan sampah juga menggunakan 7 unit arm roll dan 10 mobil pick up, sehingga pengangkutan tidak dilakukan berulang-ulang,” terangnya.

Baca juga:  Kuta Bebas Kabel Melintang Tahun 2018

Disebutkan, pengangkutannya dibagi menjadi dua yakni Badung utara dan selatan. Untuk yang Badung Selatan sampah dibuang ke TPA Suwung, dan Badung utara sampahnya di bawa ke TPST Sementara di Mengwitani. (Parwata/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *