DENPASAR, BALIPOST.com – Membangkitkan pariwisata Bali tidak hanya bisa dilakukan dengan membuka border internasional. Namun membuka pariwisata Bali bisa dilakukan dengan melaksanakan kegiatan – kegiatan pariwisata yang menyenangkan untuk menunjukkan Bali aman dan siap dengan protokol kesehatan menerima wisata.

Ketua Panitia Kartini Go Surf AAA. Ngurah Tini Rusmini Gorda mengatakan, pandemi Covid 19 mungkin membuat orang takut untuk berkumpul, berkegiatan termasuk berwisata. Namun, Jumat (16/4), akan menjadi ajang berkumpulnya para surfer yang berasal dari beberapa negara, di area Pantai Kuta, Bali dalam kegiatan Kartini Go Surf. Para surfer wanita nantinya akan mengenakan kebaya dan kain dalam berselancar dan surfer laki – laki akan mengenakan kain.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi kerja dari Magic Wave, Barakuda (Barisan Anak Kolonk Udayana), AMI, Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI), Perempuan Indonesia Maju dan stakeholder perempuan lainnya.

Baca juga:  Bali Democracy Forum Digelar di Tengah Pandemi, Ditekankan Pentingnya Jaga Nilai Demokrasi

Menurutnya, ajang ini akan memberi stimulasi kepercayaan pada dunia bahwa Bali siap dengan protocol kesehatan dalam berwisata. Apalagi ikon pariwisata Bali adalah pantai yang notabene merupakan ruang terbuka dan kaya sinar matahari sehingga dinilai lebih aman dari penyebaran Covid 19. “Dalam berkegiatan kami juga menerapkan protocol kesehatan tetap menggunakan masker dan menjaga jarak. Dalam ajangg ini kami juga saling mengingatkan untuk tetap menerapkan prokes,” ujarnya saat press conference.

Exhibition surfing yang telah berlangsung setiap tahun sejak tahun 2010 ini akan menjadi cara menunjukkan kesiapan Bali buka border internasional untuk beberapa negara Juli nanti dan akan menjadi role model tidak terjadinya klaster baru.

Menurutnya dalam menangani Covid 19 antara kesehatan dan ekonomi, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Perlu partisipasi masyarakat dengan inisiasi muncul dari bawah (bottom up). “Kali ini merupakan pertama kalinya komunitas perempuan ikut terlibat dan exhibition surfing,” imbuhnya.

Baca juga:  Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Kini Berdiri Sendiri

Selain exhibiton surfing, ada beragam acara menarik yang berkaitan dengan hari Kartini serta aktivitas menarik lainnya. Owner Magic Wave Piping yang merupakan inisiator exhibition surfing ini menuturkan, bahwa berselancar dilakukan untuk tujuan kesenangan bagi peselancar itu sendiri dan juga untuk tujuan keluar, sebagai daya tarik wisata karena Indonesia kaya dengan ombak.

Pada kegiatan besok, para surfer dari beberapa negara akan terlibat dalam exhibition seperti dari Australia, Jepang, Korea, Jerman, Brazil, Rusia, dll. Mereka adalah surfer yang tinggal di Bali dan sekaligus memiliki usaha di Bali. “Dan exhibition surfing ini akan menjadi yang terakhir kalinya sebelum saya serahkan ke Kemenparekraf untuk dilaksanakan sebagai ajang nasional,” ujarnya.

Baca juga:  Personel Kodam Udayana Dipercaya Sebagai Pasukan Perdamaian PBB

Menurutnya, ajang ini adalah cara untuk menunjukkan kesiapan Bali dalam membuka pariwisata, karena bercermin dari tahun 2002, terjadi bom Bali, para surfer tetap berkumpul dengan menghilangkan rasa ketakutan.

Orang dari berbagai negara saat itu ia bawa ke Indonesia yaitu NTT dengan tujuan surfer, tanpa hambatan pasca bom Bali. Para surfer itu tidur dan makan sederhana saat itu. Hal itulah yang meyakinkannya bahwa pariwisata itu tidak perlu mahal, yang penting menyenangkan. “Ketika tamu asing lari dari Bali karena bom, para surfer dari berbagai negara kembali ke Bali, dari Australia paling banyak datang, dan itu mereka respect kepada teman – temannya di Bali,” ungkapnya. (Citta Maya/Balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *