Lokasi warga membuka lapak saat IBTK pada Senin (22/3) nampak sepi. Padahal sebelum pandemi, 2 minggu jelang IBTK, warga sudah berlomba-lomba mendirikan lapak untuk berjualan. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih akan digelar dalam waktu dekat. Di masa sebelum pandemi, setiap IBTK digelar, pasti banyak warga Karangasem maupun dari luar kabupaten itu yang mencari peruntungan dengan berjualan beragam dagangan.

Pedagang akan nampak berderet-deret dari mulai parkiran hingga ke dekat pelataran Pura Besakih. Bahkan sempat muncul kritikan terkait kondisi ini karena suasana IBTK lebih mirip pasar tradisional dibandingkan sebuah ritual suci yang digelar umat Hindu.

Tapi, di masa pandemi ini, tidak ada warga yang membuka lapak dagangan untuk berjualan di areal Besakih. Ketua MO Pura Agung Besakih, Jro Mangku Ngawit, Senin (22/3),  mengungkapkan, pelaksanaan puncak karya tinggal lima hari lagi, tepatnya saat Purnama, pada Minggu (28/3).

Baca juga:  Sidak, Mamin Kedaluwarsa Masih Ditemukan di Jembrana

Kendati tinggal menghitung hari, namun sampai saat ini belum terlihat ada warga yang membuka lapak dagangan untuk berjualan. “Saya liat belum ada lapak dagangan dibangun warga dipakai berjualan selama karya,” Ucapnya.

Ngawit, menambakan, situasi saat ini hampir sama seperti tahun lalu. Kala itu, juga sama sekali tidak ada warga Besakih maupun luar Besakih yang membuka lapak dagangan akibat pandemi COVID-19.

Berbeda, saat dua tahun lalu ketika pandemi belum melanda. Dua pekan sebelum karya, warga sudah mulai membangun lapak dagangan untuk berjualan. “Biasanya warga Besakih mapun luar, banyak mengadu peruntungan berjualan kepada pemedek. Bakan, orang luar ada yang menyewa tempat berjualan sampai belasan juta selama karya berlangsung. Tapi, sekarang sama lokasi tempat berjualan, salah satunya di terminal sebelah Setra Adat Besakih yang dulu penuh, kini masih kosong melompong dari lapak,” Jelasnya.

Baca juga:  Ini, Pesan Wagub Terkait Pengelolaan Pura Agung Besakih

Tidak adanya, warga yang membuka lapak tak terlepas adanya pembatasan aktivitas di luar rumah, serta harus tetap menjalankan protokol kesehatan. Kondisi itu, jelasnya, membuat aktivitas pemedek yang akan tangkil sembahyang ke Pura Besakih mengikuti anjuran pembatasan. Semua rangkaian karya dilaksanakan panitia pengempon.

“Mungkin itu yang jadi perkiraan pedagang lokal dan luar desa belum membuat atau menyewa lapak di seputar kawasan parkir bencingah Besakih. Karena warga yang berjualan, adalah warga yang sudah memiliki warung permanen yang telah terbiasa berjualan sehari-hari,” Tegas Ngawit.

Baca juga:  Wisatawan Tak Tahu Besakih Ditutup, Ini Keinginan Mereka yang Berkunjung

Hal senada juga disampaikan warga, I Gusti Ngurah Karyawan. Menurutnya, tidak adanya warga yang membuka lapak dagangan karena saat Usaba Dalem Puri belum lama ini, pemedek yang tangkil sangat sedikit. Ditambah lagi, tahun lalu juga sedikit pemedek yang sembahyang akibat pandemi COVID-19. “Kemungkinan itu pertimbangannya makanya para pedagang mikir mau jualan lagi,” tandasnya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *