Dinas Perikanan Kabupaten Badung melepas bibit ikan air tawar di sebuah subak di kabupaten setempat. (BP/Par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Masyarakat di Kabupaten Badung, antusias mebudidayakan ikan air tawar, seperti Ikan Lele dan Ikan Nila. Hal ini tercermin dari tingginya permintaan bibit dari kelompok pembudidaya hingga membuat Dinas Perikanan setempat kewalahan.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung, I Nyoman Suardana saat dikonfirmasi, Jumat (19/3) tak menampik perihal tersebut. Setidaknya, dari puluhan kelompok yang mengajukan permohonan bibit ikan air tawar, hanya belasan permintaan yang dapat dipenuhi. “Sampai saat ini perkembangan budidaya ikan air tawar cukup baik. Bahkan, karena antusiasnya tidak semua kelompok pembudidaya kebagian bibit, baik Lele maupun Nila,” ungkapnya.

Baca juga:  Kewenangan Kelompok Ahli Jadi Sorotan DPRD Jembrana

Menurutnya, dari 27 kelompok yang mengajukan permohonan bibit ikan air tawar, baru 19 kelompok yang baru dapat dipenuhi. “Kami sudah bantu 19 kelompok untuk benih yang jumlahnya 565.000 ekor benih,” katanya.

Dikatakan, permintaan benih ikan tidak hanya datang dari kelompok budidaya, melainkan banyak dari Sekaa Teruna dan Subak. Sedangkan, produksinya belum mencukupi untuk memenuhi tingginya permintaan. “Belakangan musim penghujan, sehingga produksinya menurun terutama Ikan Lele. Kami sudah sampaikan ke pemohon untuk bersabar, karena ada sekitar 8 pemohon yang belum bisa dipenuhi,” jelasnya.

Baca juga:  Bantuan Hibah Luar Daerah, Wujud Program Berbagi dari Badung Untuk Bali

Sayangnya, Mantan Kabag Umum Setkab Badung ini tak mampu merinci produksi bibit yang dihasilkan pada 2021. “Secara rinci total produksinya belum bisa saya sampikan, karena masih tugas di luar, yang jelas permintaannya tinggi,” katanya.

Seperti diketahui, saat ini Pemkab Badung masih memiliki tiga Balai Benih Ikan (BBI) yang sudah beroperasi yakni di Kelurahan Kapal seluas 60 are, Desa Petang seluas 20 are dan di Desa Baha seluas 3 hektar. Hanya saja untuk yang di Baha belum rampung. “Untuk produksi, kita memang tidak catat masing masing karena terkadang benih yang baru lahir bisa dipindah dari petang ke Baha atau Kapal, begitu sebaliknya . Tergantung situasi dan kondisi kolam. Seperti halnya waktu ini kondisi kolam di Baha mengalami gangguan air karena ada perbaikan saluran irigasi induk, jadi Induk dan bibit kita pindah juga,” pungkasnya. (Parwata/Balipost)

Baca juga:  Karena Ini, Kuota Kredit UKM untuk Pertanian Sulit Diakses Subak Abian
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *