Umat melakukan persembahyangan serangkaian Usaba Pura Dalem Puri Besakih. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pemedek mulai tangkil untuk melakukan persembahyangan serangkaian pelaksanaan upacara Usaba Pura Dalem Puri Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Untuk mencegah penyebaran covid-19, pengemong pura pun melakukan pengetatan protokol kesehatan.

Salah satunya dengan membuat pembatas di areal pura bagi pemedek yang hendak bersembahyang. Berdasarkan pantauan di lapangan, pembatasan dibuat persegi. Tiang pembatas memakai bambu yang dikelilingi memakai tali plastik warna biru. Lebar kotak kurang lebih sekitar dua meter. Termasuk jarak pembatas satu dengan yang lainnya juga sekitar dua meteran.

Baca juga:  Berdesak-desakan saat Tangkil di Pura Dalem Puri Besakih, Sejumlah Pemedek Kelelahan

Seorang pemedek, I Ketut Suardana, mengatakan, dirinya mengapresiasi upaya yang dilakukan pengempon membuatkan batas untuk pencegahan dan penyebaran COVID-19. “Langkah ini, bagian dari penerapan prokes dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19,” ucapnya.

Suardana, menambahkan, pemedek yang tangkil juga tidak terlalu membludak seperti tahun sebelumnya, akibat pandemi covid-19 ini. “Yang sembahyang tak terlalu ramai. Kalau tahun lalu, kalau di hari yang sama biasanya pemedek yang sembahyang sudah membludak sekali. Bahkan sampai berdesak-desakan. Tapi, sekarang sedikit pemedek karena ada himbauan ngayeng dari merajan masing-masing,” katanya.

Baca juga:  Duktang yang Baru Tiba di Klungkung Diminta Langsung Di-Rapid Test

Pemangku Pura Dalem Puri Besakih, I Gusti Mangku Suandi, mengatakan, pembuatan pembatas itu bagian dari penerapan protokol kesehatan (prokes) dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19. Ada beberapa kotak pembatas yang dibuatkan di lokasi pemedek melakukan persembahyangan.

“Kita hanya mengikuti himbauan dari pemerintah terkait penerapan prokes. Untuk di luar, kita buatkan pembatas dengan bentuk kotak. Kalau di purian, kita buatkan pembatas dengan memakai garis,” jelasnya.

Baca juga:  Mobil "Pemedek" Terbalik, Enam Anak SD dan Belasan Penumpang Alami Luka-luka

Sedangkan, untuk pemedek yang tangkil, ia mengatakan jumlahnya sedikit. Ini tak lepas dari adanya pandemi COVID-19. “Krama diimbau untuk sembahyang di merajan masing-masing, dan nunas tirta lewat perwakilan masing-masing desa adat,” ucap Gusti Mangku Suandi. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *