Menteri PPN/Ketua Bappenas, Suharso Monoarfa. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 membuat pariwisata sangat terpukul. Bali adalah salah satu daerah yang mengalami keterpurukan ekonomi yang sangat dalam akibat dampak pandemi yang berlangsung hampir 10 bulan ini.

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Ketua Bappenas, Suharso Monoarfa, dalam konferensi pers akhir tahun lewat Zoom yang dipantau dari Denpasar, Senin (28/12), nantinya akan terjadi pergeseran dalam sektor pariwisata pascapandemi COVID-19. Ia menyebutkan pariwisata shifting ke quality tourism dengan diimbangi penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Kembali Turun, Korban Jiwa Capai Puluhan

Dalam upaya mewujudkan pariwisata berkualitas ini, Suharso mengatakan bahwa Bali akan menjadi salah satu proyek percontohannya. Bappenas, ungkapnya, sedang membuat aspek legal dalam mendukung Bali.

Salah satu lokasi yang akan dikembangkan dalam proyek quality tourism ini adalah Ubud. “Akan ada tempat yang dibangun seperti forbidden city dengan segala macam pertunjukkan dunia. Kita sedang bikin masterplannya,” ungkap Suharso tanpa menyebutkan detil lokasi yang dimaksud.

Baca juga:  Dari Penyerahan Syarat Minimal Dukungan Balon DPD Dapil Bali Ditutup hingga PPKM Dicabut

Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan kerjasama dengan tokoh adat di Ubud dan pemerintah daerah. “Semoga semester I (2021, red) bisa tuntas. Agar Bali menjadi contoh bagaimana quality tourism dipraktekkan. Tidak hanya menjual pantai dan scenery, tapi kebudayaannya,” sebutnya.

Sebab, ia menilai kalau bisa merawat kebudayaan, dengan sendirinya pariwisata itu berkembang. Artinya, pariwisata dikembangkan dengan ditopang budaya.

“Pariwisata ke depan akan shifting ke quality tourism. Bali sebenarnya jauh lebih siap menerima quality tourism. Persoalannya adalah UMKM yang harusnya bisa mendukung quality tourism ini,” sebutnya.

Baca juga:  Dari Bali Kembali Jalani PPKM Level 3 hingga Empat Orang Masuk DPO

Untuk itu, ia juga menyebutkan diperlukan kerjasama untuk destinasi wisata yang sudah siap quality tourism dengan pelaku UMKM yang menyiapkan produk-produk kerajinan. “Ini yang ke depan perlu didorong,” jelasnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *