Terlihat warga Desa Keramas saat menukar sampah. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Mengatasi sampah plastik yang ada di Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, kader kebersihan dalam Komunitas Keramas Kedas menggelar kegiatan penukaran sampah dengan beras, pada Minggu (27/12). Kegiatan itu Keramas Kedas menerima penukaran sekitar 1,7 ton sampah anorganik.

Sampah itu ditukar oleh 216 nasabah bank sampah desa setempat dengan 260 kg beras. Penukaran sampah dengan beras dilaksanakan pada tiga banjar di Desa Keramas yakni Banjar Lebah, Dlod Peken, dan Bea.

Baca juga:  Dua Pantai Ini Kebanjiran Sampah Plastik

Warga yang menukar sampah mulai dari usia anak-anak, remaja, hingga orang tua. Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan ini. “Penukaran sampah anorganik dengan beras ini menyusul keberadaan donatur beras untuk kegiatan tersebut. Donasi yakni komunitas peduli lingkungan, DLH Gianyar, dan lain-lainnya,” jelas Ketua Komunitas Keramas Kedas I Gusti Ayu Ketut Widiasih.

Diungkapkan hasil dari penukaran ini, sampah yang disetor oleh 216 nasabah Bank Sampah dapat ditukar dengan 260 kg beras. ‘’Sebelum ini, kami di Bank Sampah hanya menerima penukaran sampah anorganik ini dengan uang, lanjut ditabung di bank sampah,’’ jelasnya.

Baca juga:  Peduli Dampak COVID-19, Pomdam Bagikan 1,5 Ton Beras

Plt Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra menilai, model penukaran sampah dengan beras ini efektif meningkatkan peran masyarakat menangani sampah plastik. Apalagi sudah ada bank sampah di Desa Keramas. ‘’Karena dengan ada bank sampah, jika tak ada donasi beras, maka bank sampah yang membeli sampah ini,’’ jelas pejabat asal Banjar Kesian, Desa Lebih, Gianyar ini.

Penukaran sampah ini juga sangat untuk menambah bahan pangan masyarakat di tengah pandemi. Kujus Pawitra menilai masyarakat makin sadar bahwa penukaran sampah bukan tujuan utama.

Baca juga:  Dua Gempa Guncang Bali Selatan, Dirasakan hingga Lombok Tengah

Apalagi hanya untuk menadapatkan uang atau beras. Jauh dari itu, masyarakat makin sadar tentang lingkungan sehat dan bersih. ‘’Terpenting, ada sinergi antara semangat masyarakat dengan pemerintah dan pihak swasta yang peduli lingkungan,’’ katanya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *