Wisatawan domestik berada di Kuta. Situasi Kuta yang pada malam hari biasanya ramai wistawan, kini nampak lengang. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – UNWTO (United Nations World Tourism Organization) memprediksi COVID-19 mempengaruhi outbound turis ke negara lain. Sehingga diperkirakan Bali hingga 2021 akan tanpa kunjungan wisman.

Kondisi ini diungkapkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Rizki E. Wimanda, saat OSBIM, Selasa (24/11). Ia menyebutkan UNWTO juga memperkirakan berdasarkan skenario yang positif, pariwisata baru akan sembuh 2,5 tahun – 4 tahun.

Jadi berdasarkan perhitungan UNWTO, pariwisata baru pulih pada 2024 atau paling cepat di 2022, itupun pada semester II. “Sampai sekarang belum ada negara yang membuka warga negaranya ke Indonesia, terutama China dan Australia belum buka. Kalaupun Bali buka, tapi negara lain tidak, ya percuma saja,” ujarnya.

Baca juga:  Nasional Catat Hampir 5.000 Kasus Harian, Korban Jiwa Tambah Puluhan

Maka dari itu, ia meminta agar Bali fokus menggarap pasar domestik. Meskipun spendingnya lebih rendah dari wisatawan mancanegara.

Karena berdasarkan pengalaman pariwisata negara OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development), 75 persen wisawatan merupakan domestik. Khusus untuk European Union, pengeluaran wisdom lebih tinggi dari wisman.

Selain itu, penopang ekonomi Bali yang tidak bisa lepas dari pariwisata juga diharapkan menggarap quality tourism yaitu MICE. Sebab, spending wisatawan MICE lebih tinggi 7 kali dari wisatawan biasa.

Baca juga:  Bali Kembali Catatkan Rekor Baru Korban Jiwa COVID-19, Dua Kabupaten Ini Terbanyak Catatkan Warga Meninggal

Deputi Kepala BI KPw Bali M. Setyawan Santoso menambahkan, pariwisata Bali memang tidak bisa lepas dari wisman. Dalam rangka bertahan hingga negara lain mengizinkan warga negaranya bepergian ke luar negeri, pelaku usaha Bali diminta menggarap wisata khusus, seperti budaya dan para pensiunan.

Dalam jangka panjang, sebut pria yang akrab disapa Emsan ini, menarik wisman memang perlu dilakukan. Namun dalam jangka pendek, yang bisa dilakukan adalah refocusing sektor ke nonpariwisata. Misalnya pertanian, perdagangan, industri pengolahan, industri rumah tangga. “Karena industri rumahan cukup besar kontribusinya bagi perekonomian kita,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Pendaftaran Balon Ketua PHRI Bali Ditutup, Hanya 1 Berkas Diterima

 

BAGIKAN

1 KOMENTAR

  1. Tidak percuma … bahkan harus segera Pembukaan penerbangan international di Bali , walaupun negara lain belum buka ,,, justru dengan dibukanya international flight ✈️ Lebih awal di Bali ,, Bali sdh menunjukan kesiapannya menerima kedatangan turist mancanegara jd nanti saatnya negara lain mulai buka.. Bali sdh lebih dulu siap 🙏