Boy Jayawibawa. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Peran Pemprov Bali sangat besar dalam pembangunan dunia pendidikan dasar dan menengah termasuk pendidikan tinggi di Bali. Beragam terobosan dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster di dunia pendidikan yang membuat terkesima daerah lain.

Strategi ini sudah disiapkan sejak Koster di Komisi X DPR-RI yang membidangi pendidikan. Di Bali, tiga strategi yang digarap Koster yakni memperluas akses pendidikan, tata kelola pendidikan yang transparan dan profesional dan peningkatan mutu pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bali Ngurah Ketut Boy Jayawibawa mengatakan, ketika pandemi COVID-19 masih berlangsung, tiga strategi itu tetap menjadi atensinya. ‘’Bapak Gubernur sangat concern dalam kemajuan pendidikan. Tiga atensi ini juga dijalankan pada 2021 mendatang. Alasannya, mutu pendidikan, akses dan tata kelola pendidikan tak boleh kendur sekalipun kita diterpa pandemi,’’ ujar Boy Jayawibawa saat membuka Job Matching Siswa SMK Se-Kota Denpasar, di SMKN 5 Denpasar, Jumat (13/11).

Dalam akses pendidikan, kata Boy, Gubernur Bali tetap mengalokasikan aksesibilitas pendidikan dengan membangun gedung sekolah baru dan memaksimalkan daya tampung serta melengkapi fasilitas sekolah sekalipun pagu APBD Bali untuk pendidikan lebih terbatas daripada tahun sebelumnya. Dananya diambil lewat DAK dan Kementerian PUPR, sehingga pembangunan sekolah tetap jalan.

Demikan juga soal tata kelola pendidikan yang sudah diawali Gubernur Koster dengan memperhatikan kesejahteraan guru dan tunjangan kepala sekolah hingga Rp 6 juta/bulan. Sementara soal mutu, Gubernur Koster lebih serius menggarapnya agar lulusan SMA benar-benar menjadi SDM profesional.

Baca juga:  Hari Ini, Ribuan Umat Hindu Melasti ke Segara Tanah Lot

Buktinya, anak-anak Bali selalu meraih juara nasional di ajang akademis dan nonakademis. Khusus untuk SMK, pada 2021 nanti benar-benar disiapkan menjadi SDM siap kerja dan menjadi wirausaha mandiri. ‘’SMK saat ini tak boleh berjalan sendiri-sendiri, tapi harus memiliki mitra kerja di dunia industri. Inilah yang disebut sekolah berbasis industri. Pandemi boleh jalan, namun upaya meningkatkan mutu tak boleh mandek,’’ tegasnya.

Pengamat pendidikan yang juga Kepala SMK PGRI 5 Denpasar I Made Buda Astika, S.Pd., M.Pd. mengatakan, sejumlah terobosan Gubernur Bali sangat dirasakan kalangan sekolah negeri dan swasta, termasuk perguruan tinggi. Jika sekolah swasta dan PTS mendapat BLT, SMK negeri juga mendapat dana BOS Rp 1,6 juta per siswa per tahun plus dana BOS Daerah Rp 900.000 per siswa per tahun.

Ini menunjukkan bahwa atensi Gubernur dalam peningkatan SDM Bali sangat tinggi. Dana BOS Daerah ini khusus diperuntukkan untuk kelengkapan sarana-prasarana dan upaya peningkatan mutu pendidikan.

Termasuk untuk mutu guru. ‘’Namun jika dilihat dari analisis kebutuhan siswa SMK, perlu ditingkatkan agar mendekati Rp 7 juta per siswa per tahun,’’ katanya.

Menurut Buda Astika, Gubernur Koster dan Disdikpora Bali juga banyak membuat terobosan untuk merebut dana pusat ke sekolah di Bali. Dia membuktikan dipilihnya SMKN 5 sebagai sekolah pusat pengembangan karier dengan bantuan Rp 85 juta, sebagai sekolah pusat unggulan (centre of excellence) atau sekolah berbasis industri dengan bantuan Rp 2,4 miliar.

Baca juga:  Perayaan Nataru, Bandara Ngurah Rai Antisipasi Lonjakan COVID-19 hingga Ancaman Teror Bom

Bahkan untuk ketiga kalinya, sekolahnya diberi bantuan program pengembangan kewirausahaan sekolah berupa pameran dan penjualan hasil produk siswa senilai Rp 50 juta. Ini semua berkat rekomendasi dari Gubernur Koster sehingga sekolah di Bali mampu merebut ‘’kue’’ APBN.

Buda Astika menambahkan, Gubernur Koster juga banyak membantu sekolah berbasis seni. Sekolahnya dibantu satu barung (seperangkat – red) gamelan dan satu set pakaian penabuh karena siswanya sering mengiringi tari dan tabuh saat acara-acara di Pemprov Bali. Makanya, ia sangat setuju jika mutu pendidikan tak boleh kendur ketika diterpa pandemi Covid-19.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Bali I Gusti Putu Budiarta mengatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah mandek selama hampir setahun. Dikatakan, DPRD Bali melalui Komisi IV meminta Disdikpora Bali agar mulai mempersiapkan KBM tatap muka untuk tahun depan, di samping harus memperbaiki dan menambah sarana-prasarana pendukung seperti kelas hingga unit sekolah baru.

“Disdikpora agar mempersiapkan proses belajar mengajar secara tatap muka. Betul-betul segera dipersiapkan mulai sekarang, termasuk SDM-nya,’’ ujarnya.

Menurut Budiarta, pemerintah pusat sedang melakukan uji klinis vaksin Covid-19. Proses ini diperkirakan berlangsung sampai akhir tahun, sehingga vaksin dapat segera dibagikan kepada masyarakat.

Oleh karena itu, KBM tatap muka mesti dipersiapkan mulai sekarang. Paling tidak agar para siswa sudah bisa mulai belajar tatap muka di sekolah tahun depan.

Baca juga:  Dari Badung untuk Bali Menuju Indonesia Maju

Mengingat, tidak semua anak didik mendapatkan pembinaan yang maksimal lewat pembelajaran dari rumah secara daring. ‘’Kasihan juga orangtua dari anak-anak didik di rumah, memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja susah. Jadi, pembinaan terhadap anak didik di rumah kurang efektif,’’ imbuh politisi PDI-P asal Pedungan, Denpasar ini.

Tidak kalah penting, katanya, adalah sarana-prasarana karena jumlah peserta didik baru yang melanjutkan ke jenjang lebih tinggi yakni SMA/SMK terus bertambah setiap tahunnya. Di samping itu, memperbaiki dan menambah jumlah ruang kelas untuk mendukung KBM tatap muka serta harus ada penyiapan gedung baru SMA dan SMK.

Terkait hal ini, pihaknya sudah melakukan pembahasan dengan Disdikpora Bali. ‘’Itu sudah kita diskusikan, sudah rapat kerja dengan Kadisdikpora Bali. Kalau di Denpasar, kita akan menambah satu SMA negeri yakni SMAN 11 di daerah Padangsambian Kelod,’’ ujarnya.

Budiarta menambahkan, SMK juga akan ditambah di Denpasar untuk keahlian di bidang pariwisata. Mengingat saat ini hanya ada dua SMK negeri di Denpasar untuk bidang pariwisata dengan peminat yang membeludak, sehingga tidak bisa tertampung seluruhnya.

Kalau ternyata belum bisa dibangun tahun depan, maka rencana SMK baru di Denpasar ini akan diwujudkan pada 2022. ‘’Di Gianyar juga rencananya ada tambahan SMA negeri di Sukawati pada 2021. Untuk daerah lain masih melihat perkembangan selanjutnya, karena kita masih akan melakukan rapat kerja lagi dengan eksekutif,’’ katanya. (Sueca/Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *