Mahasiswa semester ganjil Tahun Akademik 2020/2021 Program Studi Destinasi Pariwisata (DPW) Politeknik Pariwisata Bali kembali melakukan PKM di Desa Adat Gelagahlinggah, Kintamani, Bangli. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kata Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tentu sudah tidak asing terdengar, pada semester ganjil Tahun Akademik 2020/2021 ini Program Studi Destinasi Pariwisata (DPW) Politeknik Pariwisata Bali kembali melakukan PKM di Desa Adat Gelagahlinggah, Kintamani – Bangli. Dipilihnya Desa Gelagahlinggah karena desa ini telah menjadi lokasi dari tiga kegiatan PKM sebelumnya.

Kegiatan pertama dilaksanakan pada tahun 2018 dengan fokus pada upaya untuk mensosialisasikan kesadaran wisata, sapta pesona, pelayanan prima dan pengelolaan pariwisata. Kegiatan kedua dilaksanakan pada tahun 2019 dengan fokus kegiatan dalam hal meningkatkan pemahaman warga Desa Adat Gelagahlinggah mengenai pengemasan produk wisata dan pemasarannya.

Baca juga:  Tahun Ini, Pembangunan 3 Dermaga di Batur Berlanjut

Kegiatan ketiga dilakukan pada 2020 awal, untuk mendampingi masyarakat dalam menyusun dokumen legal berupa naskah perjanjian kerjasama yang dapat membantu mereka mengelola Hutan Pinus Gelagahlinggah. Naskah tersebut disusun karena hutan sesungguhnya merupakan tanah milik negara yang pengelolaannya berada di bawah kendali intansi pemerintah, yaitu Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Timur.

Setelah memiliki aspek legalitas, selanjutnya diperlukan upaya untuk mempersiapkan produk wisata yang dapat dikembangkan. Untuk itu, pada kegiatan PKM yang keempat ini, Prodi DPW melakukan pendampingan dalam bidang analisis potensi wisata.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran aktivitas wisata apa saja yang layak dikembangkan agar dapat menarik minat pengunjung, namun tetap menjaga fungsi utama hutan sebagai area konservasi, sembari secara ekonomi memberikan nilai tambah bagi para warga. Analisis Potensi dilakukan dengan melakukan survei di KHPG, melibatkan mahasiswa sebagai surveyor dan responden.

Baca juga:  Pengusaha Restoran di Kintamani akan Peroleh Insentif, Ini Sejumlah Syaratnya

Diantaranya mahasiswa Prodi DPW semester lima dan tujuh serta mahasiswa Prodi Manajemen Kepariwisataan semester tiga dengan melihat langsung situasi dan kondisi dihutan. Kuesioner diberikan untuk menggali potensi wisata di KHPG.

Kemudian data kuisioner diolah oleh para Dosen sehingga menghasilkan informasi berupa potensi wisata serta rekomendasi strategi untuk mengembangkan potensi wisata tersebut. Analisis potensi mengungkap bahwa kesegaran dan kebersihan udara serta keunikan vegetasi Hutan Pinus Gelagahlinggah adalah yang paling baik untuk dinikmati oleh pengunjung melalui aktifitas menyusuri hutan (trekking).

Baca juga:  Kepergok Nyopet di Pasar, Perempuan asal Lombok Diamankan Polisi

Hal ini dikarenakan aktifitas trekking mampu memaksimalkan pengalaman berwisata dengan tetap menjaga kelestarian hutan sebagai area konservasi. Melalui pelaksanaan kegiatan PKM ini diharapkan para Dosen Prodi DPW mampu mengimplementasikan pengetahuan yang dimiliki dan juga diharapkan kegiatan ini mampu memberikan manfaat bagi warga Desa Adat Gelagahlinggah, dalam mengembangkan pariwisata di tanah hutan milik negara, yang juga merupakan wilayah adat (wewengkon) Desa Adat Gelagahlinggah. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *