Suasana Desa Wisata Penglipuran. (BP/dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Setelah cukup lama tutup, Desa Wisata Penglipuran di Kelurahan Kubu, Bangli akan segera dibuka kembali untuk wisatawan. Tiket masuk digratiskan. Pengunjung hanya akan dikenakan sumbangan sukarela.

Bendesa Adat Penglipuran I Wayan Supat Kamis (15/10) mengatakan sesuai rencana Desa Wisata Penglipuran akan dibuka kembali untuk aktivitas pariwisata mulai 17 Oktober. Adapun hal yang mendasari dibukanya kembali Penglipuran yakni surat edaran Gubernur Bali Nomor 3355 Tahun 2020 tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru.

Kedua, hasil verifikasi dan sertifikasi tatanan kehidupan era baru bidang pariwisata dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli. Ketiga, keputusan rapat paruman krama Desa Adat Penglipuran Tanggal 14 Oktober 2020 tentang pembukaan aktifitas kepariwisataaan di Desa Wisata Penglipuran. “Jadi kemarin kami laksanakan rapat. Pada intinya diputuskan mulai 17 Oktober ini Desa Wisata Penglipuran dibuka kembali untuk aktifitas pariwisata,” terangnya.

Baca juga:  Festival Subak Ternoda, Diwacanakan Gratis Pengunjung Diminta Bayar Tiket Masuk

Mengingat situasi masih pandemic covid-19, maka pengunjung yang datang ke Penglipuran diwajibkan menerapkan protocol kesehatan. Seperti memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Pihak pengelola juga telah menyediakan sarana protocol kesehatan bagi pengunjung.

Supat mengatakan, saat dibuka kembali pihak pengelola tidak melakukan pemungutan tiket masuk terhadap pengunjung. Sebab sesuai kebijakan Pemkab Bangli, retribusi di obyek wisata untuk sementara digratiskan. Pihak pengelola hanya akan mengenakan sumbangan sukarela kepada wisatawan. Sumbangan itu nantinya akan dipakai untuk membiayai operasional.

Baca juga:  Jadi Temuan BPK, BPP Batur Tak Lagi Pungut Retribusi Wisata Kintamani

Jelasnya, selama ditutup, pengelola Penglipuran tetap berbenah. Pengelola mengeluarkan sejumlah biaya untuk menyiapkan sarana protocol kesehatan dan kegiatan operasional lainnya. “Setiap hari paling tidak, ada 4 orang tenaga yang kami tugaskan menjaga supaya tamu tidak masuk selama Penglipuran ditutup,” ujarnya. Untuk membiayai itu, maka pihaknya akan mengenakan sumbangan sukarela terhadap pengunjung.

Supat berharap pandemic Covid-19 yang sudah melanda tanah air sejak beberapa bulan lalu segera berakhir.

Baca juga:  Awal 2019, Tiga Toko Ludes Terbakar

Sebagaimana yang diketahui, Desa Wisata Penglipuran pertamakali tutup pada bulan Maret. Penutupan dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran covid-19. Sekitar September, desa wisata yang dijuluki desa terbersih itu sempat dibuka sebentar. Sifatnya hanya uji coba. Setelahnya ditutup kembali. (Dayu Rina/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *