Pemuteran Bay Festival Resmi dibuka di Pantai Pemuteran, Kamis (4/12). (BP/Yud)

 

SINGARAJA, BALIPOST.com – Upaya menjadikan Buleleng sebagai destinasi wisata berbasis konservasi kini semakin ditegaskan. Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra menegaskan bahwa potensi pesisir yang luas harus menjadi kekuatan utama dalam membangun pariwisata berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan saat membuka secara resmi Pemuteran Bay Festival di Pantai Pemuteran, Kamis (4/12).

Menurut Sutjidra, Pemuteran merupakan salah satu contoh keberhasilan model pariwisata yang selaras dengan konservasi lingkungan. Keberhasilan desa ini menyabet predikat desa wisata terbaik tidak lepas dari peran masyarakat serta Yayasan Karang Lestari yang sejak awal menginisiasi konservasi terumbu karang.

Baca juga:  Aksi Corat Coret Warnai Pengumuman Kelulusan SMA/SMK di Tabanan

“Ini adalah modal besar yang harus dijaga. Wisata Pemuteran bukan hanya untuk dinikmati saat ini, tetapi harus diwariskan kepada generasi berikutnya,” tegasnya. Festival ini, lanjutnya, dirancang sebagai wadah integrasi antara pariwisata dan pelestarian ekosistem bawah laut, terutama terumbu karang yang menjadi daya tarik utama kawasan tersebut.

Bupati asal Bontihing, Kecamatan Kubutambahan itu memaparkan strategi pembangunan pariwisata Buleleng akan bertumpu pada tiga poros. Selain memperkuat konservasi, pengembangan budaya serta kearifan lokal akan didorong agar daya tarik wisata Pemuteran semakin autentik dan berkarakter.

Baca juga:  Gubernur Koster Tekankan Penguatan Integritas dan Budaya Antikorupsi Bagi ASN Pemprov Bali

“Kita akan gali budaya lokal yang ada di Desa Pemuteran dan Kecamatan Gerokgak. Dengan sinergi konservasi dan budaya, Pemuteran bisa menjadi ikon Buleleng, bahkan Bali,” ujarnya.

Ia menilai keunikan Pemuteran yang berada di pertemuan lanskap pegunungan dan laut merupakan keunggulan kompetitif yang harus dikelola secara visioner dan berkelanjutan.

Sebagai langkah konkret, festival tahun ini ditandai dengan pemasangan struktur gapura baru di bawah laut sebagai ikon wisata selam terbaru. “Ini akan menjadi magnet baru bagi penyelam dari berbagai negara,” kata Sutjidra.

Baca juga:  Dipasarkan Online, Tiket Dieng Culture Festival 2017 Sold Out

Namun ia mengingatkan, setiap pengembangan atraksi wisata bawah laut harus tetap berada pada koridor konservasi agar tidak merusak habitat yang sudah dipulihkan selama bertahun‐tahun.

Lebih jauh, Sutjidra menyampaikan pembangunan pariwisata Buleleng dilakukan secara bertahap dengan fokus satu destinasi di masing‐masing wilayah timur, tengah, dan barat. Pemuteran ditetapkan sebagai lokus pengembangan utama wilayah barat dengan konsep wisata berbasis konservasi laut.

“Dengan fokus ini, pengembangan destinasi berjalan lebih efektif dan hasilnya lebih berkualitas,” tandasnya. (Yudha/balipost)

 

 

BAGIKAN