Suasana Desa Wisata Penglipuran. (BP/istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Menghadapi lonjakan kunjungan wisatawan pada periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), pengelola Desa Wisata Penglipuran telah menyiapkan strategi untuk menjaga kenyamanan wisatawan yang berkunjung dan keberlanjutan lingkungan. Langkah yang akan diambil adalah penerapan sistem buka-tutup.

Ketua Pengelola Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa menyebutkan, saat ini angka kunjungan wisatawan masih stabil di kisaran 2.000 orang per hari. Kunjungan didominasi oleh rombongan siswa sekolah. Pihaknya memprediksi lonjakan kunjungan akan terjadi mulai tanggal 22 Desember mendatang dengan perkiraan kunjungan 3.000 orang per hari, melampaui batas ideal atau carrying capacity desa yang berada di angka 2.000 orang per hari.

Baca juga:  Gajah di Bali Zoo Bisa Diajak Mandi Lumpur

Untuk tetap memberikan pelayanan maksimal kepada wisatawan saat terjadinya lonjakan kunjungan, pihaknya sudah menyiapkan langkah dan strategi. Pihaknya akan menurunkan tim penuh yang didukung desa adat. “Kami melibatkan seluruh pecalang serta personel dari organisasi di bawah desa adat untuk memastikan alur kunjungan berjalan lancar di lapangan,” ujarnya.

Pihaknya juga akan memberlakukan sistem buka-tutup. Pengelola akan menginformasikan langsung kepada wisatawan untuk menunggu di luar area Penglipuran jika daya tampung desa telah penuh. Melalui sistem buka-tutup ini, pengelola dapat mengatur ritme masuknya wisatawan agar tidak terjadi penumpukan yang berlebihan di area desa Penglipuran.

Baca juga:  Harga Tiket Borobudur Tak Jadi Naik

Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen pengelola dalam menjaga keseimbangan dan untuk mmberi pengalaman yang lebih mendalam kepada pengunjung. “Kami juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar membantu mengarahkan wisatawan ke destinasi lain di Bangli, seperti Kintamani, untuk sementara waktu guna menghindari penumpukan wisatawan. Nanti setelah dari Kintamani baru datang lagi ke Penglipuran,” jelasnya.

Menurut Sumiarsa, jika pengaturan tidak dilakukan, dikhawatirkan akan muncul dampak negatif terhadap lingkungan seperti volume sampah yang tak terkendali, hingga menimbulkan ketidaknyamanan warga lokal. “Kami tidak hanya mengejar nilai ekonomi, tetapi juga menjaga keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan sesuai konsep Tri Hita Karana,” jelasnya.

Baca juga:  Krisna Funtastic Landa

Pada tahun 2025 ini Penglipuran menargetkan kunjungan wisatawan di angka 2.000 per hari. Target kunjungan sengaja diturunkan 10-12 persen dari tahun sebelumnya demi menjaga kualitas pelayanan dan keberlanjutan desa wisata Penglipuran. Sumiarsa optimis di akhir tahun ini total kunjungan bisa menyentuh angka 900 ribu wisatawan. (Dayu Swasrina/balipost)

 

BAGIKAN