I Gusti Ngurah Sucita. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Adanya isu santer terkait dengan prediksi potensi akan terjadi gempa besar dan Tsunami di wilayah pantai selatan marak menjadi perbincangan di media sosial belakangan ini. Hal ini tentu saja menjadi kehawatiran tersendiri bagi sebagian masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah pesisir pantai.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan meminta agar warga tidak perlu panik. Namun kesiapsiagaan menghadapi bencana memang harus selalu dijaga, tidak hanya terhadap ancaman tsunami saja, melainkan pada ancaman bencana alam lainnya seperti longsor, banjir dan lainnya.

Baca juga:  Tradisi “Masucian” di Beji Agung Pekerisan Tabanan

Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, I Gusti Ngurah Sucita saat dikonfirmasi perihal isu terkait potensi gempa besar dan tsunami (megathrust) mengaku juga belum memahami benar terkait dengan pemikiran ilmuwan tersebut. Hanya saja diakui, tsunami memang menjadi salah satu dari sembilan ancaman bencana di wilayah kabupaten Tabanan. “Jangan panik tetapi tetap waspada, karena bencana datangnya tidak bisa diprediksi,” terangnya, Kamis (1/10).

Terkait dengan ancaman tsunami, diakui Sucita, bencana tsunami memang menjadi salah satu ancaman bencana di kabupaten Tabanan. Ini dikarenakan Tabanan memiliki panjang pantai mencapai 35,90 kilometer.

Baca juga:  Kembangkan Desa Wisata, Kelating Tawarkan Keliling Desa dengan ATV

Bahkan, dari data BPBD Tabanan, setidaknya ada 12 desa di 6 kecamatan berpotensi terhadap ancaman  tersebut. Untuk kecamatannya Tabanan, Kediri, Kerambitan, Selemadeg Timur dan Selemadeg Barat.

Di enam kecamatan inilah terdapat sejumlah desa yang rawan tsunami. Yakni Desa Beraban, Belalang, Pangkung Tibah, Sudimara, Kelating, Tibubiu, Beraban, Tegalmengkeb, Antap, Berembeng, Lalanglinggah, dan Selabih. “Kedua belas desa ini sudah punya peta evakuasi, dan sebelumnya sejak tahun 2013 sudah terus disosialisasikan terkait apa yang harus mereka lakukan jika bencana datang. Hanya saja belakangan ini kegiatan pelatihan atau simulasi memang ditiadakan lantaran masih berkutat dengan penanganan COVID-19, begitupun anggaran kegiatan juga diarahkan untuk itu,” ucapnya.

Baca juga:  Gempa 7,0 SR Guncang Bali, Warga Berhamburan

Selain itu, BPBD juga sudah membentuk tiga Desa Tangguh Bencana, seperti di Desa Beraban, Sudimara dan Tibubiu. Dan rencananya di 2020 ini kembali menambah desa tangguh di Belalang, Kecamatan Kediri. Hanya saja terpaksa ditunda lantaran COVID-19. “Karena tidak boleh banyak berkumpul, jadi tahun ini ditunda dulu penambahan desa tangguh, mudah-mudahan bisa terealisasi tahun depan,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *