
SINGARAJA, BALIPOST.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi sembilan kali gempabumi di wilayah Buleleng sejak Rabu (26/11) pukul 20.33 WITA hingga Kamis (27/11) pukul 09.00 WITA.
Seluruh gempa berlokasi di darat dengan magnitudo berkisar 1,8–2,9. Berdasarkan titik episenter dan kedalaman hiposenter, rangkaian guncangan tersebut dikategorikan sebagai gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, I Gede Suyasa, mengungkapkan seluruh pusat gempa berada sekitar 14 kilometer tenggara Buleleng. Kedalamannya bervariasi antara 13 hingga 29 kilometer. “Yang paling dangkal berada pada kedalaman 8 kilometer, terjadi sekitar pukul 23.26 WIB,” ujarnya saat dikonfirmasi Jumat (28/11) pagi.
Meski sembilan kali gempa tercatat dalam kurun waktu dua hari, Suyasa menegaskan tidak ada laporan kerusakan baik pada fasilitas umum maupun fasilitas pribadi. “Tidak ada korban jiwa. Situasi masih aman terkendali,” jelasnya.
BPBD Buleleng mencatat sepanjang Januari–Oktober 2025 hanya terjadi satu kali gempa di wilayah Kecamatan Tejakula. Peristiwa itu pun tidak menimbulkan kerusakan ataupun korban jiwa.
Suyasa tetap mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. Bidang kesiapsiagaan bencana BPBD juga secara rutin melakukan edukasi dan simulasi penanganan gempa di desa-desa, sekolah, hingga perguruan tinggi.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu siap siaga dan waspada terhadap ancaman gempa yang dapat terjadi sewaktu-waktu,” tandasnya. (Nyoman Yudha/balipost)









