Pasien dirawat di RSUD Klungkung. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nasional merilis data terbaru terkait peta risiko penyebaran COVID-19. Dari data per 6 September itu, Bali hampir seluruhnya berada dalam zona merah atau risiko tinggi.

Dari 9 kabupaten/kota yang ada di Bali, hanya satu kabupaten yang berada pada zona orange atau risiko sedang. Kabupaten itu adalah Klungkung. Sisanya 8 kabupaten/kota, yakni Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Denpasar, Bangli, Karangasem, dan Buleleng masuk zona merah.

Kondisi melonjaknya pasien COVID-19 di Bali, dengan data per Rabu (9/9) mencapai kumulatif 6.723 kasus ini otomatis juga mempengaruhi ketersediaan kapasitas bed (tempat tidur) di setiap rumah sakit. Namun, karena Klungkung merupakan zona orange, jumlah pasien COVID-19 pun mengalami tren penurunan sejak memasuki September.

Baca juga:  Ini, Alasan Presiden Jokowi Belum Teken UU MD3

Direktur RSUD Klungkung dr. Nyoman Kesuma, Rabu (9/9) mengatakan lonjakan paling parah sempat terjadi pada pertengahan Agustus lalu, membuat ruang isolasi khusus pasien khusus COVID-19 overload dengan menangani hampir 80 pasien. Bahkan, hingga memaksa manajemen rumah sakit memfungsikan VIP sebagai ruang isolasi.

Namun, sejak memasuki September, dr. Kesuma mengatakan terus terjadi tren penurunan. Situasi semakin membaik, dimana pasien yang masuk semakin berkurang, sedangkan yang sudah dirawat semakin cepat sembuh setelah mendapat penanganan di ruang isolasi.

Baca juga:  Terus Turun! Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Capai 5 Ribuan Orang

Hingga Rabu (9/9), jumlah pasien COVID-19 di Ruang Isolasi RSUD Klungkung, tinggal 46 orang. Terdiri dari 33 orang pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Sementara 13 orang lainnnya pasien suspek.

Berkurangnya jumlah pasien COVID-19 sejak awal September, tentu membuat ketersediaan bed atau tempat tidur cukup banyak. Kesuma mencatat sekarang ada sebanyak 20 bed yang kosong di ruang isolasi rawat inap dan satu bed di ICU. “Semoga tren penurunan ini terus terjadi. Tetap lakukan protokol kesehatan dan jaga kesehatan,” kata dr. Kesuma.

Baca juga:  Pariwisata Bali Dibuka 11 September, Kontribusi Wisman Juga Mulai Berlaku

Menariknya, meski tren justru sudah menurun dan ruang isolasi rawat inap sudah cukup banyak yang kosong, pihak rumah sakit belum mengembalikan VIP ke fungsi semula untuk penanganan pasien umum. Alasannya, dr. Kesuma mengatakan saat ini tren yang terjadi justru para pejabat yang mulai rentan terpapar COVID-19.

Pihaknya belum berkenan menjelaskan, siapa, pejabat lembaga apa dan bagaimana ceritanya bisa terpapar COVID-19. Tetapi, pihaknya menegaskan VIP RSUD Klungkung sementara tetap difungsikan sebagai ruang isolasi untuk mengantisipasi para pejabat yang terpapar COVID-19. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *