Kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Abang Erawang di Kintamani. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Sejak dibuka kembali 9 Juli lalu, Bukit Abang di Kintamani mulai ramai dikunjungi pendaki. Rata-rata aktivitas pendakian di bukit itu mencapai puluhan hingga ratusan orang per hari. Seiring ramainya aktivitas pendakian, ekonomi masyarakat di sekitarnya pun menggeliat lagi.

Seperti yang diungkapkan Ketua Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Abang Erawang, Nengah Suratnata. Dia mengatakan pandemi COVID-19 sempat membuat Bukit Abang ditutup untuk para pendaki.

Selama ditutup, banyak masyarakat yang bekerja sebagai pemandu pendakian dan pedagang buah dan cinderamata di sekitar Bukit Abang terpaksa banting stir. Ada yang berkebun, menjadi buruh tani, buruh bangunan dan beralih ke pekerjaan lainnya.

Baca juga:  Dalam Minggu Ini, Hibah Pariwisata Tahap II Badung akan Cair

“Sekarang astungkara setelah dibuka kembali dan kunjungannya sudah lumayan, ekonomi masyarakat sudah kembali menggeliat. Pedagang sudah kembali ramai,” ungkapnya, Senin (3/8).

Disebutkan Suratnata, dalam sehari, rata-rata jumlah wisatawan yag mendaki ke Bukit Abang mencapai 50 orang. Saat akhir pekan dan hari libur, kunjungannya bisa meningkat mencapai 100 orang lebih per hari. “Kemarin saja kurang lebih ada 120- an orang yang mendaki dalam sehari,” ujarnya.

Baca juga:  Mau Kredit Mobil Bekas? Yuk, Lakukan Dulu Simulasi Kreditnya

Wisatawan yang mendaki ke Bukit Abang saat ini masih di dominasi wisatawan lokal Bali. Seperti dari Tabanan dan Badung.

Sedangkan wisatawan dari luar Bali, disebutkan belum begitu banyak. Hanya sekitar 10 persen.

Suratnata juga mengatakan bahwa kondisi serupa juga terjadi di obyek wisata Penelokan, Kintamani. Pria yang juga menjabat Kepala Divisi Perencanaan dan Pengembangan Badan Pengelola Pariwisata Batur Unesco Global Geopark (BUGG) mengatakan bahwa kunjungan ke obyek wisata Penelokan ramai saat akhir pekan dan hari libur.

Baca juga:  Selain Berlakukan Jam Malam Penyeberangan, Random Sampling Syarat PPDN Digelar di Kapal

Dia mencontohkan saat hari Libur Idul Adha dan hari Sabtu, kunjungan lumayan ramai. Retribusi yang dipungut tembus Rp 17 juta per hari. Sedangkan hari kerja, kurang dari itu. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *